Sabtu, 28 November 2020

28.11.20 : Setelah Virtual Meeting, Baca Artikel “Akhir Era Ketua Umum”

 

Setiap Sabtu, sudah menjadi menu rutin mingguan untuk melaksanakan virtual meeting Dewan Direksi Indah Group (BoD IG) dengan seluruh pimpinan IG ato bisa juga dibuat selektif, tergantung kebutuhan.

Materi yang dibahas disesuaikan dan alur pembahasan bisa top down tetapi bisa juga bottom up. Sejauh ini dikombinasikan. Pagi justru membahas presentasi kinerja 10 cabang IL, ILI, ITG yang masuk grade A.

Dokumentasi terlampir.


--- quote ----

[artikel] Akhir Era Ketua Umum

Kalau Anda semua penggemar olahraga di Indonesia, dan punya harapan atau keinginan olahraga kita benar-benar maju, ayo kita berdiam sejenak. Berdoa bersama sejenak. Semoga setelah 2020 ini, akan ada kesadaran baru dan perubahan fundamental di tanah air.

Bukan, yang harus berubah secara fundamental bukanlah atlet atau pelaku industri olahraganya. Yang harus berubah secara fundamental adalah sikap pucuk pimpinan federasinya, atau sikap pucuk pimpinan organisasi apa pun yang terlibat di dunia olahraga kita.

Sudah waktunya kita mengubur istilah “ketua umum.” Kubur dalam-dalam. Sedalam-dalamnya sehingga tidak bisa lagi digali dan muncul lagi ke permukaan. Sudah waktunya semua organisasi olahraga di Indonesia dikelola oleh CEO. Ya, chief executive officer, seperti perusahaan-perusahaan dan organisasi profesional.

Tenang, ini bukan sesuatu yang kontroversial. Kalau ingin maju, ini bukan sesuatu yang kontroversial.

Kalau kita melihat negara-negara maju, yang notabene olahraganya juga maju, tidak ada organisasi olahraga yang dipimpin oleh “ketua umum.” Yang ada justru CEO. Federasi olahraga apa pun di Amerika Serikat, pucuk pimpinannya adalah CEO. Inggris dan Australia sama. Tidak ada “ketua umum,” yang entah bahasa Inggrisnya apa. Yang ada ya CEO.

Jabatan CEO ini jabatan profesional. Dia bisa ditunjuk oleh anggota federasi, atau ditunjuk lewat perwakilan anggota federasi. Tapi ini jabatan profesional. Bukan jabatan “pejabat.”

Ketika dia ditunjuk sebagai CEO, maka dia harus bekerja dan berfungsi seperti CEO perusahaan. Memastikan organisasi sehat secara finansial, dengan cara-cara yang profesional. Memastikan segala tugas dan kewajiban organisasi terselenggara secara profesional.

Kalau CEO bekerja seperti CEO perusahaan, maka dia harus membuat segala keputusan berdasarkan “hidup-mati” organisasi. Dalam hal ini, bergantung pada kesehatan finansial dan sustanaibility organisasi itu. Mungkin ada elemen-elemen politis, tapi yang utama adalah berdasarkan penentuan “hidup-mati” organisasi dan anggota-anggotanya.

Seorang CEO tidak bertugas untuk membuat orang-orang bahagia. Seorang CEO harus berani membuat keputusan yang membuat banyak orang tidak senang, kalau itu demi pertimbangan “hidup-mati” organisasinya. Toh ini jabatan yang profesional. Kalau dia tidak mampu memenuhi tugasnya, atau memenuhi target yang ditetapkan, ya dia bisa diganti.

Bagi seorang CEO, bukan hal penting mengirim ucapan selamat ulang tahun, ucapan belasungkawa. Yang terpenting adalah menyampaikan keputusan-keputusan yang berdasarkan kebutuhan dan kebaikan masa depan organisasi dan anggota-anggotanya.

Seorang CEO tahu kapan harus membuat keputusan-keputusan drastis. Yang mungkin menyakitkan dan membuat orang tidak senang. Misalnya, memutuskan untuk menghentikan sebuah kompetisi di tengah jalan, kalau itu demi kebaikan jangka panjang organisasi dan seluruh anggotanya.

Seorang CEO akan bisa membedakan berbagai varian dari “rugi” dan apa itu “cut loss.” Pengusaha pasti tahu, kadang lebih baik menghentikan kerugian sampai titik tertentu, asalkan bisa menata lagi untuk ke depan. Daripada terus menumpuk kerugian dan mengajak seluruh anggotanya untuk ikut rugi sama-sama berkelanjutan.

Seorang CEO akan tahu, bahwa kepastian jadwal, kepastian regulasi, dan berbagai kepastian adalah kunci untuk kemajuan. Dan CEO tahu itu bukan sekadar dalam tahap tataran. Melainkan sampai tahap praktis pelaksanaan.

Seorang CEO tidak akan khawatir dengan image pribadinya di depan publik. Karena ini jabatan profesional. Bukan jabatan untuk menuju jabatan yang lain.

Tentu saja, jauh lebih mudah bagi saya untuk menulis ini daripada penerapannya nanti. Apalagi untuk negara seperti di Indonesia. Di mana seorang ketua umum nasional seringkali harus dipilih oleh “ketua umum-ketua umum” lain di level provinsi dan/atau kota.

Kalau di level terendahnya saja sudah bukan jabatan profesional, bagaimana mereka bisa tahu bagaimana memilih CEO level nasional?

Dan jangan lupa, untuk memilih CEO level nasional itu syaratnya harus jelas. Kalau di negara maju, CEO federasi biasanya sudah punya pengalaman panjang MENGELOLA PERUSAHAAN. Khususnya perusahaan yang terkait dunia olahraga. Tidak harus olahraga yang sama, tapi olahraga.

Alangkah mengerikannya yang terjadi di Indonesia selama ini. Entah berapa puluh kali, atau berapa ratus kali, terpilih “ketua umum” yang sebenarnya tidak mengerti olahraganya. Lebih parah lagi, kadang juga tidak mengerti bagaimana mengelola perusahaan, karena background-nya dari dunia politik atau sekitarnya.

Tidak jarang, ketua umum-ketua umum itu mengaku terus terang kalau mereka tidak tahu dunia olahraga yang dia pimpin!

Entah berapa kali sudah kita mentolerir yang seperti ini. Kita sering mencoba menghibur diri. Misalnya dengan berharap bahwa walau ketua umum itu mungkin memang tidak mengerti, tapi dia mau belajar dan kemudian bisa berbuat baik untuk olahraga itu.

Kalau kita memilih CEO, ini pasti tidak terjadi. Karena seorang CEO harus tahu betul dunianya. Seseorang di jabatan tertinggi tidak boleh lagi “belajar.” Dia sudah harus bisa mengaplikasikan visi dan langsung berbuat baik untuk organisasi, anggota, dan olahraganya.

Jabatan tertinggi kok belajar…

Mungkin, karena begitu mengakarnya sudah pola pengelolaan olahraga di Indonesia, banyak pembaca yang tidak paham dengan maksud saya di atas. Terus terang, mengenai ketua umum atau CEO ini sebenarnya juga tidak langsung tercetus dari kepala saya sendiri.

Dulu, saya pernah ditawari seorang pengusaha besar untuk mengelola sebuah federasi olahraga. Kebetulan saya pernah aktif di olahraga itu, dan waktu kecil pernah tergabung dalam klubnya selama beberapa tahun.

Ketika saya tanya kenapa dia meminta saya, dia menjawab kalau olahraganya butuh CEO, bukan ketua umum. Dia bilang, uang di olahraganya bukan masalah. Yang masalah adalah mencari orang yang bisa mengelola uang itu, menggunakannya secara strategis sehingga olahraganya jadi lebih besar lagi.

Bahkan bisa mengelola uang itu untuk menambah lagi uang yang masuk ke olahraga itu. Bukan sekadar ketua umum yang bingung cari uang, atau bahkan minta-minta uang. Dan sekaya apa pun ketua umum itu, tidak mungkin dia “menyumbangkan” seluruh uangnya untuk olahraga itu.

Waktu itu, saya menolak tawaran tersebut. Bukan karena tidak mau atau merasa tidak mampu. Melainkan pada momen yang sama, saya baru saja setuju menyelamatkan liga basket tertinggi di Indonesia waktu itu. Saya ingin fokus pada hal itu.

Anyway, kalau Anda memahami maksud tulisan saya, mari kita semua berdoa. Semoga setelah 2020, ada kesadaran di mana lebih banyak orang memilih CEO, bukan ketua umum. Dari level terendah sampai nasional.

Percuma penggemar olahraga di Indonesia teriak-teriak supaya klub-klub jadi profesional. Percuma semua pihak berteriak supaya olahraga di Indonesia ini jadi industri beneran. Kalau itu semua terhalang oleh ketua umum-ketua umum yang tidak mengerti apa itu industri olahraga, apa itu jabatan profesional, dan yang terparah: Apa itu olahraga yang dia pimpin. (Azrul Ananda)

Sumber : Radar, 25.11.20.

Jumat, 27 November 2020

27.11.20 : Dialog Pelabuhan Patimban

 

Menjelang pengoperasiannya di akhir tahun 2020, diskusi bertemakan eksistensi Pelabuhan Patimban terus digelar dan alih2 promosi juga karena pemenangnya pun sudah jelas2 ada. Tinggal eksekusi kedepannya mo seperti apa.

Pelabuhan Patimban adalah pelabuhan pendukung Tanjung Priok, Jakarta yang disebut2 sulit dalam hal menata kemacetan di saat beban puncak dan dengan adanya pelabuhan Patimban, diharapkan akan ada pembagian beban kerja.

Volume angkutan ke Pelabuhan Tanjung Priok bakal tergerus dunk ? Belum terbukti tetapi bila Pelabuhan Patimban bisa memberikan layanan prima dan tarif yang kompetitif, pastinya bisa.

Banyak pembicara ternama yang biasa menghiasi layar webinar selama pandemi Covid-19 berlaga. Ada bu Meme (INSA), pak Tarigan (Aptrindo) serta sejumlah pejabat dilingkungan kemeterian perhubungan.

Arsip dokumen rujukan beserta link-nya, terlampir.

BeKaSi, 27.11.20

Rabu, 25 November 2020

25.11.20 : Terima Kasih Yaa Allah

 

Seolah hari ini diborong untuk mensyukuri segala nikmat + karunia dari Allah SWT atas limpahan rejeki serta kebahagiaan yang senantiasa dipersembahkan untuk kami sekeluarga.

Hari ini memperingati hari pernikahan, hari jadi KK + hari guru. Sebuah kebanggaan bisa memperingati 3-in-1 moment di tanggal yang sama. Pasalnya gak semua orang dapat kesempatan ini, Alhamdulillah Yaa Allah.

Terlampir juga sebuah artikel yang menarik untuk menghormati setiap individu yang berprofesi sebagai guru, dosen, pengajar, instruktur dan sejenisnya.

Semoga bermanfaat.


---- quote ---- 

[renungan] MEMBELI KERINGAT GURU 

Dalam sebuah diskusi, seorang murid bertanya kepada gurunya, 

Murid : "Jika memang benar para guru adalah orang-orang yang pintar, mengapa bukan para guru yang menjadi pemimpin dunia, pengusaha sukses, dan orang-orang kaya raya itu?

Gurunya tersenyum, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, ia masuk ke ruangan nya, dan keluar kembali dengan membawa sebuah timbangan.

Ia meletakkan timbangan tersebut diatas meja, dan  berkata : " Anakku, ini adalah sebuah timbangan, yang biasa digunakan untuk mengukur berat emas dengan kapasitas hingga 5000 gram".

"Berapa harga emas seberat itu? "

Murid mengernyitkan keningnya, menghitung dengan kalkulator dan kemudian ia mejawab,

"Jika harga satu gram emas adalah 800 ribu rupiah, maka 5000 gram akan setara dengan 4 milyard rupiah,"

Guru : "Baiklah anakku, sekarang coba bayangkan seandainya ada seseorang yang datang kepadamu membawa timbangan ini dan ingin menjualnya seharga emas 5000 gram, adakah yang bersedia membelinya?"

Murid berkata : "Timbangan emas tidak lebih berharga dari emasnya, saya bisa mendapatkan timbangan tersebut dengan harga dibawah dua juta rupiah, mengapa harus membayar sampai 4 milyar?"

Guru menjawab : "Nah, anakku, kini kau sudah mendapatkan pelajaran, bahwa kalian para murid, adalah seperti emas, dan kami adalah timbangan akan bobot prestasimu, kalianlah yang seharusnya menjadi perhiasan dunia ini, dan biarkan kami tetap menjadi timbangan yang akurat dan presisi untuk mengukur kadar kemajuanmu. "

Guru berkata lagi, "Satu lagi pertanyaanku. Jika ada seseorang datang kepadamu membawa sebongkah berlian ditangan kanannya dan seember keringat di tangan kirinya, kemudian ia berkata : "Ditangan kiriku ada keringat yang telah aku keluarkan untuk menemukan sebongkah berlian yang ada ditangan kananku ini, tanpa keringat ini tidak akan ada berlian, maka belilah keringat ini dengan harga yang sama dengan harga berlian"

"Apakah ada yang mau membeli keringatnya? "

"Tentu tidak." Ujar murid.

"Orang hanya akan membeli berliannya dan mengabaikan keringatnya. Biarlah kami, para guru, menjadi keringat itu, dan kalianlah yang menjadi berliannya."

Sang murid menangis, ia memeluk gurunya dan berkata : "Wahai guru, betapa mulia hati kalian, dan betapa ikhlasnya kalian, terima kasih guru. Kami tidak akan bisa melupakan kalian, karena dalam setiap kemajuan kami, setiap kilau berlian kami, ada tetes keringatmu..."

Guru berkata : "Biarlah keringat itu menguap, mengangkasa menuju alam hakiki disisi ilahi rabbi, karena hakikat akhirat lebih mulia dari segala pernak-pernik di dunia ini."

Untuk semua guru, Terima kasih atas segenap perjuanganmu semoga Alloh SWT melindungmu dan memberimu rejeki. 🙏🙏🙏 

SELAMAT HARI GURU NASIONAL KE 27 

--- unquote ---- 

BeKaSi, 25.11.20.

Selasa, 24 November 2020

24.11.20 : Keseharian Kru ILI

 

Selasa pagi, rutin melaksanakan apel ato morning briefing bersama kru ILI Express Bekasi dan di beberapa cabang juga dilakukan hal serupa. Tujuan menyegarkan kembali ingatan dari hal2 yang seharusnya dilakukan seperti protokol kesehatan, selain meng-update info terkini di seputar perusahaan.

Usai briefing, menerima tamu dari Iron Bird (Blue Bird Group) dibawah pimpinan Ian Sudiana, Albar + Sunarni. Selain bersilaturahim juga dijajaki peluang bisnis apa saja yang bisa dikerjasamakan.

Siangnya menjelang sore, disambung lagi dengan virtual meeting yang dikoordinir oleh MaTrade (Malaysian Embassy) guna membahas perihal industri logistik halal di Indonesia. TOR sudah disiapkan dan rencananya ingin segera bekerjasama dengan asosiasi halal yang direkomendasikan.

Dokumentasi kegiatan terlampir.

BeKaSi, 24.11.20.

Minggu, 22 November 2020

22.11.20 : Reuni Faperta '82 Via Zoom

 

Cukup lama gak ketemu, isteri akhirnya ikut serta dalam acara reuni Faperta UNPAD angkatan '82. Walau via Zoom, Alhamdulillah tetap bisa meriah, apalagi banyak door prize dari mantan mahasiswa Faperta yang sekarang sudah jadi orang. Gitu istilahnya.

Cuma nguping sedikit tapi garis besarnya seperti itulah. Kangen2 dan bertanya kabar plus kisah sukses masing2 mahasiswa di jaman kiwari.

Sekilas dokumentasi reuni.

BaNDuNG, 22.11.20

Sabtu, 21 November 2020

21.11.20 : Vcon IG

 

Setiap dwi-pekanan di IG diadakan pengajian rutin dengan memanggil ustadz yang sumbernya bisa dipercaya dan tidak masuk kategori radikal dan lain sebagainya. Pokoknya yang lurus2 aja.

Setelah acara pengajian, barulah dilanjut dengan Rapat 8 Tata Kelola yang dipimpin langsung oleh Direktur Utama IG. Hasil diskusi dituangkan dalam notulen rapat yang disebarkan seminggu kemudian, maksimal.

Dokumentasi kegiatan terlampir.

BeKaSi, 21.11.20

Kamis, 19 November 2020

19.11.20 : Tim ILI Express Tetap Semangat

 

Pagi hingga siang, kegiatan di gudang banyak terkait dengan monitoring cabang sedangkan menjelang sore mulai ramai dengan menjaga aktifitas mahasiswa yang sedang magang, disamping padat dengan jadual pertemuan diluar kantor.

Istimewanya, sore gudang Bekasi didatangi oleh Dirut IG saat melaksanakan sidak dan beruntung tim ILI Express dalam formasi lengkap sehingga saat bertatap muka pun bisa optimal hasilnya. Semua mancarli.

Dengan berbekal do’a serta mengemban protokol kesehatan, tim ILI Express terus memasarkan jasa pengiriman barang secara ekspansif. Pasalnya, kadang rapat nyaris gak kenal waktu, kadang hingga tengah malam.

Namanya usaha untuk menjaga reputasi + omset, supaya tetap kinclong memang butuh sedikit polesan maka aktifitas pertemuan agak ditingkatkan tensinya karena menjelang finalisasi. Pelanggannya Morena Rent.

Fase pertama sudah sukses dengan berbagai kiriman kendaraan dari seluruh Indonesia ke kantor pusat mereka di Jakarta dan tahap berikutnya, Inshaa Allah siap dieksekusi dalam beberapa hari kedepan.

Bismillahirrahmanirrahim.

BeKaSi - JaKaRTa, 19.11.20

Senin, 16 November 2020

16.11.20 : Jangan Katakan Tua

 

Guru Besar FK Unair, Surabaya, Prof. Dr. dr. Soejunus seorang NEUROLOG + PSIKIATER yang sangat senior mengatakan:

"Kalau anda ditanya orang berapa umurmu ?

Maka jawablah dengan berkata, "umur saya (misalnya):

50 tahun

55 tahun

60 tahun,

65 tahun

70 tahun

75 tahun

80 tahun

dan

JANGAN PERNAH  menjawab dengan kalimat "Saya sudah TUA"

Kata TUA secara psikologis akan sangat berdampak, mempengaruhi dan menurunkan semangat dalam hidup se-hari² anda.

Kata TUA akan berkonotasi, berakhirnya fase perjuangan hidup sehat dan memasuki ERA PASIF !

"Beribadah saja, dan paling jauh nungguin cucu."

BERIBADAH dan BERAKTIVITAS KERJA adalah satu kesatuan yang tidak boleh terpisah.

Kata TUA di bawah alam sadar, akan menimbulkan:

1. Kesedihan.

2. Mengenang masa muda ketika masih kuat, gagah dan rupawan.

3. Terbayang masa jaya, ketika masih memiliki jabatan, kekuasaan atau power.

PERAN ENDORPHIN

Pertanyaan yang sering muncul: Mengapa ada dua orang yang usianya sama, bersahabat lama, namun anehnya, yang satunya kelihatan jauh lebih tua ?

Ternyata penyebabnya adalah, perbedaan kebiasaan dalam kehidupan.

Orang yang tampak lebih muda, ternyata :

1. Periang, suka humor,  tidak pemarah / dengki / iri hati, dan ikhlas dalam meniti kehidupan se-hari2.

2. Tenang, sabar dalam menyelesaikan setiap persoalan.

3. Bersyukur dan ikhlas dalam meniti kehidupan se-hari2.

4. Tidak mencampuri dan sok mengatur masalah orang lain.

Setiap kita merasa senang dan tertawa, akan keluar hormon Endorphin yang diproduksi oleh otak dan kelenjar pituitary.

Tingginya kadar hormon ini akan membuat :

1. Perasaan kita senang dan enjoy. 

2. Lebih kuat terhadap penyakit.

3. Lebih kelihatan awet muda.

Itulah salah satu sebab mengapa kita perlu ber silaturahmi, cerita2 humor yg membuat kita menjadi riang gembira. Ingat, dgn tertawa itu akan memicu produksi Endorphin yg membuat kita menjadi sehat dan awet muda.

Jauhkan predikat kata TUA atau SEPUH. Ganti dengan kata sudah SENIOR saja.

Jangan lupa tuk selalu memproduksi Endhorphinmu yaa..

Semoga kita selalu sehat wal afiat dan penuh semangat. Salam Sehat Seger Waras Senyum Bahagia...🤝💪👍😁🙏

Sumber : Anonim. 

Kamis, 12 November 2020

12.11.20 : Melongok Isteri Pak Didiet ITL Trisakti + Kelok 9

 

Sepeninggal suami tercinta, isteri pak Didiet - dosen ITL Trisakti yang beberapa waktu lalu wafat di Bandung, masih terlihat tegar saat kami mengunjungi tempat tinggalnya.

Dalam kesempatan tersebut, tim kecil menyampaikan uang duka dari kumpulan teman2 seperjuangan dari berbagai latar belakang, khususnya insan logistik. Syukur Alhamdulillah sempat ditemui karena biasanya selalu ada kegiatan pengajian ato dakwah yang rutin dihadiri oleh beliau.

Dalam perjalanan kembali ke rumah masing2, anggota tim hore Lima Sekawan mampir di tempat nyokelat di kafe Kelok 9. Baru pertama kali juga mampir dimari dan tempatnya lumayan enak.

Dokumentasi terlampir.

JaKaRTa, 12.11.20.

Selasa, 10 November 2020

10.11.20 : H1 Diskusi Logistik - MDP XIII

 

Seiring dimulainya program pelatihan MDP XIII, kami mendapat jadual 2 (dua) hari berturut-turut untuk mengisi kegiatan diskusi + tukar pengalaman. Sebagai kandidat pemimpin masa depan IG, butuh penggemblengan lebih lanjut.

Seminggu lalu sudah digunakan oleh sebagian peserta untuk mengikuti on-the-job training (OJT) dan rencananya mulai minggu ini, masuk kelas dan melakukan diskusi lebih banyak dengan para pendahulu yang lebih dulu join di IG.

Hari pertama, membahas isu logistik dari studi akademis hingga operasional sehari-hari walau gak detil2 amit karena ada yang akan mengajari lebih detil. Kami hanya memberikan gambaran singkat.

Logistik itu sangat dekat kegiatan kita sehari-hari, mulai dari pesan makanan via online hingga penjemputan barang oleh ekspedisi, untuk dihantarkan hingga tempat tujuan. Semua serba dimudahkan.

Rangkaian kegiatan terlampir.

JaKaRTa, 10.11.20

Senin, 09 November 2020

09.11.20 : Ghazwul Fikri Itu Nyata! Pertarungan Pemikiran Yang Tak Disadari Oleh Ummat Islam

 muslimnews 14 Oktober

 

Ibu Guru berjilbab rapi tampak bersemangat di depan kelas sedang mendidik murid-muridnya dalam pendidikan :“Syari'at Islam”

Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus. Ibu Guru berkata,

"Anak-anakku Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus.

Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!", jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah "Penghapus!"

Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti.

Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan tangan kirinya,

kian lama kian cepat. Murid-murid pun semakin cepat menyerukan antara kata kapur dan penghapus dengan belepotan.

Beberapa saat kemudian sang Guru kembali berkata,

"Baik anak-anak, sekarang perhatikan! Jika saya angkat kapur, maka berserulah "Penghapus," jika saya angkat penghapus,

maka katakanlah "Kapur" kalian paham?" Anak-anak pun mengangguk mendengar penjelasan Ibu Guru

Dan permainan pun diulang kembali.

Pada mulanya murid-murid itu keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Fakta tukar menukar nama benda tersebut memang sedikit membingungkan otak mereka. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk dalam menyebutkan fakta bohong penukaran nama benda tersebut. Anak-anak nampak tertawa-tawa dengan permainan bu Guru tersebut.

Selang beberapa saat, Permainan berhenti. Sang Ibu guru tersenyum kepada murid-muridnya.

"Anak-anak, begitulah ummat Islam saat ini, Awalnya kalian jelas dapat membedakan yang Haq itu Haq! Dan yang Bathil itu Bathil...!!! Namun kemudian,

musuh-musuh ummat Islam berupaya melalui berbagai cara, untuk menukarkan yang Haq itu menjadi Bathil, dan sebaliknya yang bathil menjadi seolah-olah benar."

"Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kalian menerima hal tersebut, tetapi pada akhirnya karena hal bathil tersebut terus disosialisasikan dan dibisikkan dengan cara-cara menarik dan halus oleh mereka, akhirnya lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu...Dan kalian pun mulai dapat mengikutinya."

"Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika serta adab yang telah diajarkan dalam Islam, contohnya"

1. Keluar berduaan, berkasih-kasihan yang dahulu adalah sesuatu yang tabu dan memalukan, saat ini tidak lagi menjadi sesuatu yang tabu dan tak bermoral, bahkan banyak orangtua yang mendukung anaknya untuk mencari pacar.

2. Zina tidak lagi jadi persoalan yang tabu, bahkan pelakunya malah merasa bangga telah melakukan perzinahan.

3. Pakaian seksi menjadi hal yang Lumrah,

4. Sex sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trending. Bahkan banyak anak muda-mudi yang merasa malu dan kurang gaul jika belum pernah berhubungan sex.

5. Materialistik kini menjadi suatu gaya hidup, kalau tidak pamer harta kekayaan rasanya kurang afdhol, lihatlah sebagian artis dan selebriti muslim di Indonesia.

6. Korupsi menjadi kebanggaan, dan lain lain. Para koruptor tidak ada malunya tersenyum di depan kamera, padahal mereka sedang menjadi pesakitan berbaju oranye.

"Begitulah anak-anakku sekalian.. semuanya sudah terbalik ya Allah.."

"Dan... tanpa disadari, kalian sedikit demi sedikit akan menerimanya."

"Bagaimana anak-anakku? Apakah kalian paham apa yang ibu jelaskan tadi?", tanya Guru kepada murid-muridnya.

"Paham Bu Guru! Ya Allah ngeri ya bu!"

"Baik anak-anak, memang Ghazwul Fikri sangatlah mengerikan, jika kalian tak bersiap-siap, maka akan tergilas"

Ibu Guru melanjutkan.

"Baik anak-anak, Ibu punya permainan kedua nih buat kalian pecahkan. Bu Guru ada Qur'an, Bu Guru akan meletakkannya di tengah karpet."

"Quran itu "dijaga" sekelilingnya oleh ummat yang dimisalkan karpet."

"Sekarang kalian anak-anakku sekalian coba berdiri di luar karpet."

Anak-anak pun menuruti apa yang Ibu Guru instruksikan. Mereka semua berdiri mengelilingi karpet tersebut.

"Nah.. Permainannya adalah, Bagaimana caranya kalian mengambil Qur'an yang ada di tengah itu kemudian kalian tukar dengan buku lain, tanpa kalian terjatuh atau menginjak karpet?"

Murid-murid pun pada berpikir dan tampak berdiskusi.

"Hayoo.. siapa yang bisa.." bu Guru memanas-manasi muridnya.

Ada anak yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain, tetapi tak ada yang berhasil, nihil mereka tetap menginjak atau terjatuh dan menekan permukaan karpet tersebut.

"Susah bu Guru" Murid-murid pada komplain.

"Susah ya, baik ibu beritahu caranya ya"

Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar kepada murid-muridnya. Dari sisi karpet digulungnya karpet perlahan-lahan hingga Al-Qur'an mendekat ke sisi bu Guru, Anak-anak pun melihat dengan seksama sambil ber "ooo" panjang, dan bu Guru mengambil Qur'an ditukarnya dengan buku filsafat materialisme!

Bu Guru memenuhi syarat, tidak terjatuh atau menginjak karpet.

"Nah..., Anak-anakku sekalian kalian sudah lihat kan cara ibu mengganti Al-Qur'an dengan buku lain?" Anak-anak pun mengangguk.

"Begitulah gambaran ummat Islam dan musuh-musuhnya"

"Musuh-musuh Islam tidak akan menghancurkan atau menginjak-injak kalian dengan terang-terangan. Karena tentu kalian akan menolaknya mentah-mentah."

"Bahkan seorang kriminal yang muslim pun tidak akan rela kalau Islam dihina di hadapan mereka."

"Tetapi mereka mempunyai cara halus untuk menaklukkan kalian, mereka akan menggulung akhlak, adab dan etika kalian secara perlahan-lahan dari pinggir, halus banget sehingga kalian pun sama sekali tidak menyadarinya. Kalian tak akan melakukan perlawanan.. halus, perlahan kalian terikut arus yang mereka ciptakan tanpa perlawanan sedikitpun jika kalian tak bersiap-siap dari sekarang."

"Jadi anak-anak.. Ibu kasih contoh lain, ibarat seseorang yang ingin membuat rumah yang berdiri kokoh, maka yang harus ditanamkan pertamakali adalah pondasi yang kuat. Begitulah umat Islam. Jika pondasinya ingin kuat dan kokoh, maka bangunlah aqidah yang kuat."

"Sebaliknya, jika ingin membongkar sebuah rumah, tentu susah kalau pondasinya dahulu yang dibongkar. Lebih mudah jika hiasan-hiasan dindingnya dikeluarkan terlebih dahulu, atap gentengnya dicopot, kursi dipindahkan dahulu, lemari dikeluarkan dahulu satu persatu, baru kemudian rumah dihancurkan!" 

"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kalian. Mereka tidak akan menghantam kalian terang-terangan, tetapi mereka akan perlahan-lahan meletihkan kalian, memutarbalikkan akhlak, etika dan adab yang benar dianggap salah. yang salah mereka jadikan benar di mata kalian."

"Contohnya mulai dari perangai akhlak kalian, sehingga kalian tidak malu lagi mencaci maki "anjing-anjing" kepada teman kalian, ketimbang menggunakan "subhanallah" atau "astaghfirullah" belum lagi cara hidup, pakaian kalian dan lain-lain semuanya perlahan-lahan kalian tinggalkan tuntunan Islam sejengkal demi sejengkal."

"Sehingga meskipun kalian itu Muslim, tetapi kalian telah meninggalkan Syari'at Islam sedikit demi sedikit tanpa kalian sadari. Bahkan sampai suatu saat kalian malah merasa malu untuk mengakui identitas keislaman kalian karena dianggap kurang gaul."

"Jika hal tersebut terjadi, maka selesailah sudah pertarungan pemikiran tersebut. Mereka berhasil dan kalian generasi Islam telah kalah bertarung. Dan itulah yang mereka inginkan untuk terjadi...!!!"

"Ya Allah.. ngeri bu Guru.." beberapa anak menjerit. Yang lain nampak terdiam.

"Terus kami harus gimana bu Guru? Kenapa mereka tidak berani terang-terangan menginjak-injak Bu Guru?" Tanya Seorang murid.

"Jadi anak-anakku sekalian sesungguhnya dahulu mereka terang-terangan menyerang kita, misalnya Saat Perang Salib, tapi mereka sulit untuk menggentarkan hati ummat Islam jika berhadap-hadapan langsung di medan perang. Karena prinsip ummat islam adalah "isy kariman au mut syahidan" hidup mulia atau mati syahid. Namun sekarang... tidak lagi, sudah sangat berbeda."

"Begitulah ummat Islam. Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya hancur."

"Tetapi jika diserang serentak terang-terangan, baru mereka akan sadar. Lalu mereka bangkit serentak."

"Baiklah anak-anak, selesailah pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdo'a dahulu sebelum pulang ya.."

"Bentar Bu Guru.. kami harus melakukan apa dalam perang pemikiran ini?"

"Jangan tinggalkan islam, jangan tinggalkan Al-Qur'an, ikutin pengajian agama, tonton kajian para ustadz di YouTube. Pokoknya lakukan kegiatan apapun yang bisa mendekatkan kalian pada agama ini."

"Jangan pernah malu untuk menunjukkan identitas keislaman kalian. Semoga Allah senantiasa membersamai perjuangan kita ya anak-anakku sekalian.." Tutup Bu Guru

"Aamiin ya Allah!!!" Anak murid serempak mengaminkan doa ibu guru tersebut. 

Matahari bersinar terik tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya.

***

Sobat imuslimnews, ini semua adalah fenomena “Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran)”

Dan inilah yang dijalankan oleh musuh-musuh Islam.

Allah berfirman dalam surat At Taubah yang artinya:

"Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka,

sedang Allah tidak mau selain menyempurnakan cahayaNya, sekalipun orang-orang kafir itu benci akan hal itu." (QS. At-Taubah 9 : 32)

Musuh-musuh Islam berupaya dengan kata-kata dan program acara di TV yang membius ummat Islam.

Tujuannya untuk merusak aqidah ummat umumnya, khususnya Generasi Muda Muslim

Kata-kata membius itu disuntikkan sedikit demi sedikit melalui Media Massa, Grafiti dan Elektronik, Tulisan-tulisan dan Talk show, hingga tak terasa merasuk ke dalam pikiran anak-anak kita.

Maka tampak dari ‘Luar’ masih Muslim, Padahal ‘internal dalam’ jiwa ummat, Khususnya generasi muda sesungguhnya sudah ibarat poteng (tapai singkong, peuyeum).

Maka rasakan dan Pikirkanlah itu! Dan ingatlah bahwa dunia ini hanya persinggahan sementara..ingatlah akan Hari Pengadilan....!!!

Wallahu a'lamu bishshawab

(H. Muh Nur Abdurrahman)

Ghazwul Fikri Itu Nyata! Pertarungan Pemikiran Yang Tak Disadari Oleh Ummat Islam

October 14, 2020 / ilustrasti : savanapost.com