Minggu, 25 November 2012

25.11.12 : Terima Kasih Yaa Allah

Syukur Alhamdulillah, hari ini publik tahunya “Hari Guru”. Tapi bagi keluarga kami, anak kami yang besar merayakan ulang tahunnya dan juga berbarengan dengan ulang tahun pernikahan. Alaah SWT memberkati kami dengan banyak hal.

Anugerah dan rezeki yang dilimpahkan, seperti inilah kiranya. Tuhan memberi pelajaran dalam hidup dengan beragam cara dan percayalah ungkapan bahwa setiap cobaan yang ditimpakan sesuai yang sudah ditakar oleh Sang Pencipta.

Allah Maha Tahu, kapan semuanya harus digelontorkan… termasuk rezeki, jodoh dan maut. Kita hanya diminta memenuhi setiap ajaran dan anjurannya serta menjauhi apa yang dilarang. Bahwa sebagai manusia pernah punya salah YA, tapi sedapat mungkin TIDAK diulang dan introspeksi.

Gak hanya itu, seperti biasa, Kegiatan hari Minggu pagi khan ngantar bidadari cilikku mengikuti kegiatan ekstra kurikuler. Jadi bisa ngobrol bareng dia dan bercanda serta bersenda gurau. Tertidur diatas pangkuan bahkan di kendaraan umum.


Sungguh, salah satu hal yang patut disyukuri. Kita semua diberi kemudahan tidur sementara orang lain, untuk tidur saja bisa mengkonsumsi obat tidur. Bukankah itu anugerah alamiah yang harus disyukuri ? Subhanallah.

Bila rasa kantuk menyerang, bisa tertidur di kursi, bangku, menempel di meja tulis, kendaraan umum dan lain-lain tempat. Pokoknya, nikmat bisa tertidur untuk menghilangkan keletihan dan bangun dengan kondisi segar. Alhamdulillah.

Pernahkah kita menelaah hal kecil seperti itu ? Belum lagi bila merenung, manusia diberi kesehatan, menghirup udara segar – orang sakit harus menerima suplai udara segar via botol oksigen dan bayar lagi. Ini gratis di udara terbuka. Pernah merenungi hal tersebut ?

Coba deh. Bersyukurlah dengan apa yang kita dapat, bukan mengukur dengan apa yang kita mau.

Bandung 25.11.12.

Selasa, 20 November 2012

20.11.12 : Belajar Memaklumi


Saat Abraham Lincoln masih pengacara muda, ia sering berkonsultasi dengan pengacara lain tentang kasusnya.

Pernah salah seorang pengacara melihat Lincoln sekilas, saat dia duduk di ruang tunggu untuk menjumpai pengacara itu.

"Apa yang dia lakukan di sini? Singkirkan dia !!
Aku tidak akan berurusan dengan seekor monyet kaku seperti itu!"

Lincoln berpura-pura tidak mendengar, walaupun dia tahu kalo hinaan itu disengaja.
Biarpun malu, dia tetap bersikap tenang.

Ketika pengadilan berlangsung, Lincoln diabaikan. Dia disisihkan tempat duduknya.
Pengacara yang begitu kejam itu menghina Lincoln, ternyata membela kliennya dengan brillian.

Penalarannya sangat bagus. Penanganannya atas kasus membuat Lincoln terpesona.

Lincoln berkata, "Argumennya tepat dan sangat lengkap. Begitu tertata dan benar-benar dipersiapkan. Aku akan pulang dan lebih giat belajar hukum lagi."

Waktu berlalu.

Lincoln menjadi presiden. Di antara kritikus utamanya, terdapat Edwin M. Stanton, pengacara yang pernah menghinanya dan melukai hatinya begitu dalam.

Dan Lincoln mengangkatnya di posisi penting sebagai Sekretaris Perang, karena Lincoln tidak pernah melupakan bahwa pengacara yang kata-katanya brutal itu merupakan pengacara berotak cerdas yang amat dibutuhkan negaranya.

Saat Lincoln meninggal, Stanton berkata, "Dia merupakan mutiara milik peradaban."

Hanya seseorang yang berkarakter dan punya semangat pengampun seperti Lincoln, dapat bangkit dan berhasil di atas penghinaan Stanton!

Jaga suasana hati. Jangan biarkan sikap buruk orang lain menentukan cara kita bertindak!
Pilih untuk tetap berbuat baik, sekalipun menerima hal yang tidak baik!!

Jangan masukan "sampah" ke hati. Belajarlah memafkan.
Jadikan "sampah" sebagai "pupuk" ataupun "bahan bakar" untuk maju, baik di lingkungan keluarga, kerja, maupun dimanapun juga.

Jakarta, 20.11.12 – pinjaman artikel dari tetangga sebelah, sangat inspiratif, thanks buat sang Penulis.

Sabtu, 17 November 2012

18.11.12 : Angklung_Day_18112012@Gedung_Sate_Bandung

Bandung di hari Minggu 18/11/12 agak mendung namun puteriku Aina, pagi sekali sudah diantar ibunya ke Jl. Dago untuk gladi resik dan akhirnya mentas di Gedung Sate, Bandung.

Acara ini dalam rangka peringatan 2 (dua) tahun alat musik Angklung diakui sebagai warisan budaya asli bangsa Indonesia yang diakui oleh dunia.

Syukur Alhamdulillah acara berlangsung dengan lancer dan baik, Oh ya seragam yang dipakai oleh tim angklung ini dipersiapkan dan dibuat oleh "Busana Muslim D’Aina" yang dikelola oleh Yuyun Nityayukti.

Yang ingin melihat produk lebih lengkap (sekalian promosi he he he) busana muslim untuk anak dan remaja atau dewasa, bisa di klik di : www.busanamuslimdaina.com atau blog : www.dainastyle.blogspot.com.

Lihat gaya puteriku sebelum mentas. Enjoy …

Bandung, 18.11.12.

17.11.12 : Saat Aina Santai

Liburan panjang, seharusnya jalan-jalan ato berkeliling ke rumah saudara ya. Namun saat jenuh dan kepingin istirahat, boro-boro mau ngajak jalan, suasana segan sudah menghinggapi duluan.

Kegiatan Aina kebetulan lumayan banyak, mulai dari les pelajaran sekolah sampe ngikutin latihan angklung sekolah agar dia tahu budaya khas Sunda dan beberapa kegiatan ekstra di luar sekolah.

Nah, disaat santai biasanya ada saudara yang bernama Cikal, yang sering bertandang ke rumah. Dan inilah aktifitas Aina saat sedang menyukai permainan komputer "games online”.

Jangan dibiarkan mereka surfing di dunia cyber sekehendak hati karena biar bagaimana pun bila sudah salah alamat dan masuk dunia maya, sulit di bendung. Mending bermain di rumah dan kitalah jadi "polisi" pengaman.

Subhanallah, terima kasih Ya Allah masih diberikan kenikmatan kumpul bersama keluarga dan menjaga titipan-MU Ya Allah..

Bandung, 17.11.12.

Selasa, 06 November 2012

07.11.12 : Tentang “Miapah” dan Hal-hal “Ciyus” Lainnya


Oleh Robin Hartanto

Sekalipun tidak ada maksud serius dan kesungguhan di balik kata “ciyus”, “cungguh” dan “miapah” yang sedang populer saat ini, tidak ada salahnya kita mencoba membahas mereka dengan serius.

Tapi sebelumnya, saya akan memberi ringkasan terlebih dahulu terutama bagi mereka yang tidak mengetahui tren bahasa gaul terkini. Belakangan ini, terutama di media sosial, sedang marak penggunaan/pengucapan kata yang berupaya terdengar imut dan lucu — seperti diucapkan balita yang masih cadel.

Sebagai contoh, “sungguh” diucapkan/dituliskan jadi “cungguh”. “Serius” jadi “ciyus”. Dan “demi apa” menjadi “miapah”.

Agak sulit untuk merumuskan aturan dari gejala bahasa ini (yang kerap dikategorikan ke dalam bahasa alay edisi terbaru). Tidak ada prinsip mutlak, meski ada pola yang terlacak. Layaknya balita cadel, huruf S akan dilafalkan menjadi C (“sungguh jadi “cungguh”). Lalu R akan diganti jadi L atau Y (“rahasia” menjadi “lahacia”).

Lalu ada huruf-huruf yang direduksi. Terima kasih? Maacih. Masak sih? Macacih. Enelan.

Tetapi, kapan substitusi dan reduksi tersebut berlaku, sepenuhnya diserahkan kepada insting pengguna.

Gejala bahasa alay terbaru ini agak berbeda dengan bahasa alay edisi sebelumnya yang cenderung merepotkan pembacanya (bahkan pengguna sendiri). Kalau dulu, bahasa alay lebih menekankan pada permainan huruf-angka-huruf-angka serta penggunaan huruf yang jarang digunakan.

(Sebagai contoh, “sayang” menjadi “Ch4y4Nk” dan “kamu mau apa” menjadi “Qm mW 4pH”.)

Pola bahasa alay versi lama juga hanya memungkinkan untuk diterapkan pada tataran tulisan. Pada tataran lisan, ia kehilangan pesona dan praktiknya. Ini berbeda dengan pola bahasa alayisme (dan cadelisme) dkk yang, walau beredar di media sosial yang didominasi tulisan, justru menjadi berarti ketika diejawantahkan ke tataran lisan. Kesan imut dan lucu — ya, saya tahu, tidak semua menganggap ini lucu — bisa terwujud karena asosiasi kita terhadap anak kecil polos-tembam yang cadel dan belum fasih bicara.

Ada lagi satu perbedaan yang paling kentara dari kedua gejala bahasa tersebut. Jika yang terdahulu banyak digunakan untuk sungguh-sungguh mengatakan apa yang ia sampaikan, yang terbaru banyak digunakan untuk sungguh-sungguh bercanda.

“Ciyus”, misalnya, membuat “serius” kehilangan kredibilitas. Pada akhirnya, “ciyus” tidak akan dipakai untuk menggantikan “serius” dalam maksud sebenarnya. Lalu bagaimana kita harus menyikapinya?

Setiap kata, seusil apa pun asal-usulnya, mempunyai hak untuk hidup. Namun, perjuangan setiap kata untuk dapat hidup lama bukan perkara mudah. Samsudin Berlian, seorang pemerhati makna kata, pernah menulis dalam rubrik bahasa Kompas (8/11/03) bahwa “dalam bahasa yang hidup, kata-kata lahir dan mati seiring dengan perkembangan dunia pemakainya.”

Jika betul begitu, barangkali kita tidak perlu melempar penemu kata “ciyus” dkk dengan sendal jepit. Apabila kata-kata tersebut sudah membosankan dan telah kehilangan kelucuannya, toh mereka akan mati dengan sendirinya karena tidak digunakan lagi. Ciyus? Miapah? Cungguh!

Sumber : Newsroom Blog, 24.10.12.

Senin, 05 November 2012

06.11.12 : Dimas Adhyaksa


Siapa tuh ? Pertanyaan sederhana dan masuk akal koq. Dimas Adyaksa merupakan putera pertama pasangan Budi Susanto dan Royani. Selama ini keluarga mang BS (demikian nama akrab di tempat kerjaan) mendapat ujian dalam menangani Dimas putera semata wayangnya.

Diperlukan perhatian dan kasih sayang ekstra untuk merawat Dimas, sebagaimana kami merawat Kaka Imam, sejak lahir hingga usia mendekati 5 tahun. Usus 12 jari ngga bisa menyerap sari makanan sehingga makanan lewat begitu saja.

Maksudnya, makan sayur bayam, keluar (maaf ya) bayam juga. Sepertinya, ngga tercerna dengan baik karena dinding usus memang tidak memiliki jonjot-jonjot yang bisa menarik sari makanan – demikian dokter kala itu menjelaskan dan masih terngiang jelas.

Syukur alhamdulillah, saat menjelang masuk taman kanak-kanak (TK), ibunya berinisiatif untuk mencoba memberikan nasi “secara paksa”. Dalam arti, jangan sampai saat dia bersekolah masih memakan bubur halus, khawatir jadi bahan cemo’ohan. Dan untungnya upaya itu berhasil, lambat laun mulai Kaka bisa makan nasi.


Kasus Dimas serupa tapi tak sama sehingga kita bisa merasakan kepekaan keluarga yang ketitipan namun tidak seperti anak-anak normal umumnya, Berat, sedih, haru pasti bercampur semua namun harus diingat, Allah Maha Adil.

Semoga kehadiran puteri mungil terbaru, bisa menambah semarak suasana keluarga di Suka Bangun. Raihlah mimpi esok dengan yang lebih cerah dan semangat, agar obor kehidupan tetap menyala ditengah kebosanan dan kegalauan hati.

Sejauh mata memandang, yang bisa kita lakukan hanyalah berdo’a dan berusaha tanpa lelah. Akan ada titik balik atau setidaknya, Allah akan menunjukkan jalan yang paling baik bagi makhluk ciptaanya dan itu kita yakini betul.

Kamu tidak sendirian dan Allah tidak pernah tidur. Mohonlah kepada-NYA, Insya Allah dikabul. Tetap semangat ya mang BS.

Jakarta, 06.11.12.

Minggu, 04 November 2012

05.11.12 : Selamat Ulang Tahun Ibunda Tercinta


Minggu 04/11 sore, saat sedang menjomblo (benar ngga ya kalimat dan penggunaan kata jomblo ?) si stasiun Juanda, Jakarta, terbersit keinginan untuk pulang ke Bogor. Dengan menggunakan KA Commuter Line akhirnya, sampe juga.

Dini hari Senin 05/11, adik-adik sibuk membuat kue ulang tahun buat kejutan. Ibunda tercinta yang sudah berusia lanjut, memasuki 67 tahun mengarungi biduk kehidupan seorang diri karena ditinggal terlebih dulu oleh sang suami tercinta, di tahun 1982.

Dengan ketulusan hati, kami panjatkan do’a bagi kesehatan ibunda, diberi kesabaran dalam menjalani hidup serta membimbing putera-puterinya tanpa kenal lelah. Bersyukur sekali kami memiliki ibunda yang sabar dan baik.

Harus diakui, ibunda yang kita miliki bukanlah yang sempurrna namun anak-anaknya lah yang mampu merasakan sentuhan pribadi atas kecintaannya terhadap sang buah hati. Dari lubuk hati sanubari kami, teriring ucapan “Selamat Ulang Tahun Mamah”.

Belum ada kado istimewa yang bisa kami persembahkan namun secuil permintaan yang disuarakan – Insya Allah – akan kami penuh. Salam dari anak-anakmu Mamah tercinta. Walau Mamah tidak baca tulisan ini, tapi buat rekan Pembaca yang lain tahu.

Betapa cinta dan sayangnya kita dengan Ibunda alias Mamah Sri Soepar (begitu panggilan akrab kita terhadap ibu). We always love you MOM's.

Bogor, 05.11.12.

Kamis, 01 November 2012

02.11.12 : 9 Kata Yang Biasa Salah Dipakai


Oleh Ikram Putra 

Tidak ada manusia yang sempurna, termasuk dalam hal berbahasa. Berikut ini daftar kata yang, disadari atau tidak, sering salah dipakai orang dalam kehidupan sehari-hari:

1. Selebriti
“Selebriti” diserap dari bahasa Inggris “celebrity”, yang berarti orang terkenal, tersohor dan sering dirayakan. Sesuai pedoman penyerapan kata asing, kata-kata yang berujung –ty ditulis/disesuaikan menjadi berakhiran –tas. Contohnya university -> universitas, faculty -> fakultas dan activity -> aktivitas.

Kalau begitu, seharusnya diserap jadi “selebritas”, dong? Yap betul. Mulai sekarang, tiap kali Anda mendengar “selebriti” disebut-sebut di acara gosip di televisi, Anda pun tahu bahwa yang benar seharusnya adalah “selebritas”.

2. Banjir Kanal Timur
Seiring datangnya musim hujan, tiga kata ini kemungkinan besar akan lalu-lalang di liputan media yang menomorsatukan Jakarta. Banjir Kanal Timur adalah sebuah saluran/kanal air yang berfungsi mengurangi ancaman banjir di ibu kota negara. Karena wujudnya berupa kanal, bukan banjir, maka penyebutan yang lebih masuk akal adalah Kanal Banjir Timur.

3. Nuansa
Banyak orang mengira “nuansa” bisa dipakai untuk menggantikan “suasana”, “atmosfer”, atau bahkan “warna”. Contohnya ketika mereka dengan semangat bercerita bahwa mereka baru pulang dari “pesta pernikahan bernuansa Islami di sebuah gedung antik bernuansa Cina, dan sang mempelai mengenakan baju bernuansa kehijauan.” Semua “nuansa” di kalimat itu tidak dipakai dengan tepat.

Menurut kamus, nuansa berarti variasi atau perbedaan yg sangat halus atau kecil sekali (tentang warna, suara, kualitas, dsb); serta kepekaan terhadap, kewaspadaan atas, atau kemampuan menyatakan adanya pergeseran yang kecil sekali (tentang makna, perasaan, atau nilai).

4. Nyinyir
Ketika suatu hari teman Anda mengetwit mengejek atau berkomentar negatif terhadap sesuatu/seseorang, Anda mengira dia sedang nyinyir. Ini tidak sepenuhnya tepat. Yang dia lakukan lebih tepat dibilang menyindir. Menurut kamus, nyinyir berarti mengulang-ulang perintah atau permintaan; nyenyeh; cerewet.

5. Merubah
Oh, yang ini kesalahan klasik. Karena kata dasarnya “ubah”, kata yang benar seharusnya adalah “mengubah”, bukan “merubah”. Demikian juga bentuk pasifnya: “diubah”, bukan “dirubah”.  Anda tidak pernah bilang “merucapkan” dan “merusahakan”, bukan? Melainkan “mengucapkan” dan “mengusahakan”

Karena memang demikianlah yang sesuai kaidah. Untuk kata yang dimulai oleh huruf vokal, kata kerjanya dibentuk dengan awalan me+(ng). Contohnya mengayomi, mengingkari, mengudara, mengecer, mengobral.

6. Bergeming
Bergeming menurut kamus artinya diam, tidak bergerak sedikit pun. Jadi kalau Anda mengatakan bahwa seseorang diam tak bergeming, Anda sebenarnya salah kata. Ingat-ingat, diam itu artinya tidak bergerak, bukan tidak bergeming.

7. Acuh
Pacar Anda mengeluh karena sering Anda acuhkan? Hmm, sepertinya dia sedang manja dan salah kata tuh. Acuh, menurut kamus, berarti peduli. Jadi semakin sering Anda acuhkan seharusnya pacar justru senang. Kalau Anda tidak acuh alias cuek, barulah dia boleh merengek.

8. Absensi
Absen, menurut kamus, artinya tidak hadir. Sementara absensi, ketidakhadiran. Jadi sebenarnya ada yang janggal bila tiap pagi Anda diharuskan mengisi buku absensi untuk membuktikan bahwa Anda tidak absen? Lebih janggal lagi bila saat pelajaran berlangsung, teman sekelas bertanya “Eh kamu sudah absen, belum?” padahal kalian berdua sama-sama hadir di ruangan!

Yang sebenarnya harus diisi untuk membuktikan bahwa Anda tidak absen adalah buku presensi.

9. Galon
Di Amerika Serikat dan Inggris, kata ini dipakai sebagai satuan volume. Satu galon (AS) setara 3,785 liter sementara satu galon (Inggris) setara 4,544 liter. Tetapi di Indonesia galon punya makna lain, terutama sejak kehadiran produk air minum berukuran 19 liter.

“Pak, jual A*qua galon?”
“Waduh, maaf stok dari sananya lagi kosong Mas. Tuh lihat galon kosong pada numpuk.”

“Galon” kini juga merujuk ke botol tambun yang ketika kosong, bisa berfungsi sebagai tetabuhan — tetapi ini tidak masalah. Yang jadi masalah adalah, beberapa orang salah kaprah bahwa satu “galon” isinya 19 liter. Kita harus menjelaskan kepada mereka, bahwa satu “A*qua galon” itu sebetulnya berisikan 5 galon (AS) atau 19 liter air.

Ada tambahan kata lain yang biasa salah dipakai dalam kehidupan sehari-hari?

Sumber : | Yahoo! News – Sen, 29 Okt 2012.