Senin, 30 Oktober 2017

30.10.17 : Zaki Visit KALOG




Kawan seperjuangan di Palembang dulu, tiba2 nongol di torpus KALOG dan sekarang berkutat di Humas PT KAI torpus. Lantas koq bisa ketemu di Gondangdia ? Rupanya Kokom punya gawe.

Koq ada Kokom ? Dia sebenarnya kuncennya corporate communication (corcomm) di anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) tapi diplesetin deh biar gaya en gaul kayak anak jaman now, jadi teh Kokom.

Balik ke juragan Zaki yang sekarang jadi booz Humas di Bandung, rupanya lagi dimintain bantuan sama Kokom untuk pengambilan sejumlah foto, gambar dan shooting filem untuk keperluan company profile (compro) KALOG.

Setelah jepret sana jepret sini, ikut bergaya sebentar dan bermemorabilia supaya gak ketinggalan jaman dan ikut era kekinian deh he he he. Liputannya, berikut ini.

                                               JaKaRTa, 31.10.17

Minggu, 29 Oktober 2017

29.10.17 : Puyo-rec !

Program 2 (dua) minghguan bareng bidadari cilik yaitu jelang2 ke tempat yang disukai. Minimal mampir J.Co, Puyo ato Gramedia ato bisa juga kombinasi ketiganya. Lihat2 sikon tetapi biasanya memang gak cukup waktu. Minimal 2 (dua) tempat + waktu makan siang deh.

Minggu ini, mengulang seperti waktu sebelumnya. Mampir di Puyo dan membeli setengah lusin pudding untuk temen2 sekolah (its Puyo-recommended) dan mejeng di Gramedia, mastiin beli hadiah buat teh Tiwi katanya yang berulang tahun.

Perhatian juga anakku ini. Selalu hal2 kecil menjadi perhatian kami, selain hasil UTS, rencana selanjutnya apabila selesai ujian akhr SMP. What next to do my little angel ? Show me your ideas. Soon – she said. Ok.

                                                          BoGoR, 29.10.17.

Sabtu, 28 Oktober 2017

28.10.17 : Sekitar Sumpah Pemuda


*Sejarah memberikan kesaksiannya, bahwasanya, semua etnik, berkontribusi terhadap lahirnya  negara ini. Diakui atau tidak, itu persoalan lain.*
_________________

Wage Rudolf Soepratman menghubungi para pemilik perusahaan rekaman di Batavia, yaitu Odeon, ThioTek Hong, dan Yo Kim Tjan, untuk merekam lagu Indonesia Raya. Hanya Yo Kim Tjan yang bersedia merekam lagu Indonesia Raya karena yang lainnya takut ditangkap Belanda. Pada waktu itu Belanda sudah mengendus gerakan bawah tanah yang dilakukan pemuda-pemudi Indonesia. WR Soepratman adalah pekerja paruh waktu sebagai pemain biola di orkes populer yang dipimpin Yo Kim Tjan.

Selain itu WR Soepratman juga bekerja sebagai wartawan lepas surat kabar Sinpo, koran yang diterbitkan masyarakat Tionghoa. Sinpo adalah surat kabar pertama yang mempublikasikan teks lagu Indonesia Raya sesudah dikumandangkan WR Soepratman pada Hari Soempah Pemoeda pada 28 Oktober 1928.

Yo Kim Tjan mengusulkan agar rekaman lagu Indonesia Raya dibuat dalam dua versi, yaitu versi asli yang dinyanyikan langsung oleh WR Soepratman sambil bermain biola. Versi kedua adalah yang berirama keroncong yang nyaris tidak banyak diketahui masyarakat. Versi keroncong dimaksudkan agar semua orang Indonesia sudah tahu irama lagu kebangsaan bila kelak dikumandangkan.

Kedua lagu itu direkam di rumah Yo KimTjan di daerah Jalan Gunung Sahari, Batavia, dibantu seorang teknisi berkebangsaan Jerman. Master rekaman piringan hitam berkecepatan 78 RPM yang versi asli suara WR Soepratman disimpan dengan hati-hati oleh Yo Kim Tjan. Hanya versi keroncong yang kemudian dikirim ke Inggris untuk diperbanyak.

Setelah lagu Indonesia Raya dikumandangkan oleh WR Soepratman pada 28 Oktober 1928, Belanda menjadi panik dan menyita semua piringan hitam versi keroncong baik yang sudah sempat beredar maupun yang masih dalam perjalanan dari London ke Batavia. Belanda tidak mengira bila lagu yang dinyanyikan oleh WR Soepratman sebetulnya sudah direkam setahun sebelumnya tanpa ada yang tahu.

Master lagu ini luput dari pengetahuan pihak penjajah Belanda dan Jepang. Puteri sulung Yo Kim Tjan, Kartika, menyimpan masternya dengan sangat hati-hati. Sesuai amanah WR Soepratman yang meminta Yo Kim Tjan untuk menyelamatkan master lagunya agar bisa didengungkan pada waktu Indonesia Merdeka. Pada 1942 keluarga Yo Kim Tjan membawa dan menyelamatkan master lagu itu dalam pengungsiannya ke Karawang, Garut, dan lain-lain.

Pada 1953 Yo Kim Tjan ingin memperbanyak lagu asli Indonesia Raya. Ia menghadap ke Pemerintah yang ketika itu diwakili Maladi sebagai ketua RRI yang berkuasa atas pengeluaran izin rekaman. Namun permohonan Yo Kim Tjan ditolak. Kemudian pada 1957 master itu diminta dengan alasan ingin dikeluarkan hak ciptanya, ternyata lagu itu dinyatakan disita negara. Tragisnya master asli yang luput dari penyitaan penjajah Belanda dan Jepang ternyata hilang tak berbekas di tangan anak bangsa sendiri.

Syukurlah sekeping piringan hitam lagu Indonesia Raya versi keroncong ini bisa diselamatkan keluarga Yo Kim Tjan. Rekaman versi keroncong bisa didengarkan di Museum Sumpah Pemuda di Jalan Kramat Raya 106, Jakarta.

Sumber: Artikel karya Udaya Halim, pemilik Museum Benteng Heritage, berdasarkan wawancaranya dengan Kartika.

Minggu, 15 Oktober 2017

15.10.17 : Dampingi Bidadari Kecil

Acara rutin 2 (dua) minggu sekali yaitu mengunjungi bidadari cilik (gak tahu menurut orang lain) dan tugasnya ngajak jelong2 supaya gak ketinggalan update buku (mejeng di Gramedia ato took buku lain) dan kulineran ala kadarnya.

Intinya supaya gak bosen dengan catering di pondok, ada baiknya dikasih selingan. Gitu. Beda sama manjain loh ya. Ini upaya supaya menghindari siswi dari kejenuhan aja. Selain itu bapaknya kangen sama anaknya. Itu intinya.

Ketemu gak perlu seharian, cukup ngobrol santai selama perjalanan, ngomongin problem di sekolah (pasti ada aja), hubungan sama temen2 dan yang terpenting bisa ngehibur aja. Kadang disekolah ada betenya dan perlu curcol walau sedikit aja.

Kebanyakan klo terkait pelajaran sih, pasti sama ibunya. Tapi klo materinya buat santai dan kulineran, bapaknya yang diajak diskusi.

Terlampir cuplikan candid camera.

                                                      BoGoR, 15.10.17

Sabtu, 14 Oktober 2017

14.10.17 : Reuni Perkusi 2017

Untuk menjalin silaturahim dan khususnya bagi para pini sepuh yang pernah berkarya di sebuah perusahaan pelayaran kebanggan nasional, PT Samudera Indonesia Tbk, diadakanlah Reuni Perkusi sebelum tutup tahun 2017.

Maklum bagi bapak2 dan ibu2 yang memiliki anak dan cucu, sebenarnya memilih tinggal dan bermain bersama mereka tetapi gak bisa dipungkiri ada rasa kangen untuk mengenang masa2 muda sehingga tumbuh kembali semangat untuk mengenang masa2 indah.

Yang bisa menceritakan kisah2 masa lalu dengan  berbagai suka dukanya, ya rekan2 seangkatan. Isteri, suami ato anak sekalipun jarang yang bisa klop bila sudah membahas masa lalu. Suka dan duka gak bisa diumbar ke semua orang karena karena ada cerita misterius dibalik itu he he he.

Satu hal yang menjadi bukti kehebatan reuni adalah interaksi mantan karyawan melalui celoteh masa kejayaan dan saat diminta nyangi, naik panggung dan berjoget, gak kalah dengan acara TV yang menyiarkan lagu2 nostalgia. Thanks Suyono-san, Capt Asmari Herry, Capt Motto + Muis.

Dapat info juga di forum ini, oom PM Baskoro Karlio lagi dirawat di RS karena persiapan operasi minggu depan. Apa sakitnya gak perlu tahu deh. Doakan saja semoga operasinya berjalan lancar. Mohon doanya.

Oh iya, Perkusi adalah Perkumpulan Karyawan/wati ex Samudera Indonesia dan secara rutin mengadakan kegiatan kumpul2 dan murni hanya ingin berkangen2an, menghindari urusan bisnis agar tidak terjadi conflict of interest.

Terlampir dokumentasi acara reuni Perkusi yang diadakan di Wanna Be Resto – sekitaran Jl KH Amad Dahlan Kebayoran, yang dimotori Asmar Herry dan tim pengarah Suyono. Domo Arigato Gozaimasu.

                                                        JaKaRTa, 14.10.17

Jumat, 13 Oktober 2017

13.10.17 : Full Day Meeting PPLI + FGD Sistranas

Ada kalanya, ada pekerja yang berkutat di belakang meja seharian … ehh disaat lain bisa jadi seharian berada diluar kantor menghadiri rapat, pertemuan ato cek kondisi lapangan untuk memastikan kegiatan operasional berjalan baik dan lancer.

Kondisi ini bisa berlaku bagi KALOGers dimana saja kapan saja. Bahkan hari ini bisa di Jakarta tetapi sorenya sudah berada di kota lain. Bukan untuk menggambarkan kesibukan tetapi melacak kesibukan seseorang guna meyakinkan semua instruksi dijalankan mulai di level bawah dan seterusnya.

Berikut ini hasil kunjungan ke salah satu pabrik pengolah limbah B3 di area Nambo, Citeureup, Bogor. Perusahaan patungan antara BUMN (5%) dan Dowa Eco System (95%) memiliki lahan seluas 53ha dan tampil sebagai perusahaan pengangkut, pengumpul dan pengolah limbah B3.

Ada banyak perusahaan serupa tetapi, lagi2 yang memiliki reputasi bagus dan memadai, apalagi mensponsori untuk menggunakan moda kereta api (KA) dengan alas an keamanan, gak banyak. Kebanyakan masih berpikir komersil semata.

Bagaimana prospek angkutan limbah B3 ini ? Jika dilihat peluangnya 70:30 karena semua persyaratan sudah mengerucut ke masalah ijin dan rekomendasi. Namun jika ada faktor lain dibalik itu, wallahu alam bisawab.

Berangkat dari kantor KALOG jam 07.30, tiba di kantor PPLI jam 09.15 dan pulang jam 11.00. Langsung menuju masjid terdekat di Nambo, setelah meluncur ke JKT dan syukur Alhamdulillah tiba di kantor Kemenhub pas jam 13.30.


Mirip filem Mission Impossible, sepertinya gak mungkin tetapi dengan segala daya dan upaya, akhirnya bisa juga mengikuti FGD Sistranas / forum group discussion Sistem Transportasi Nasional dengan baik dan tetap waktu. Acara FGD selesai jam 18.00.

Sempat bertemu pakar2 transportasi, juga kawan2 lama seperti Ivan Kamadjaja + Rifanda Kadin. Thanks God Its Friday (TGIF).  

Dokumentasi kunjungan, terlampir deh.

                                       Antara BoGoR – JaKaRTa, 13.10.17

Selasa, 10 Oktober 2017

10.10.17 : ITLM 2017 Sebagai Ajang Reuni + Silaturahim

Setiap momen pastinya mempunyai makna tersendiri, begitu juga bagi KALOGers. Menurut kalender yang sudah dibuletin dengan spidol merah, selama 3 hari hingga tgl 12/10/17 bakal mengawal kegiatan Indonesia Transport Logistics Maritime 2017 (ITLM 2017).

Acara ini digagas oleh Kadin dan dilaksanakan oleh Reed Panorama sebagai event organizer (EO) untuk menyemarakkan acara pameran kali ini. Menurut sang MC, minimal 6 (enam) Negara ikut berpartisipasi di ajang ITLM 2017 ini.

Ada INDONESIA, Singapura, Cina, Korea Selatan, Belanda dan Italia. Bagaimana suasana pembukaan kali ini. Meriah dan KALOGers ikut hadir dan berpartisipasi. Ajang ini juga positif sebagai tempat berkumpulnya praktisi logistic sehingga bisa skalian reuni, disamping mendapat network anyar he he he.


Berikut ini sejumlah kegiatan reuni dengan kawan2 ex Samudera Indonesia, CDP, Garuda Cargo dan juga dari Kementerian Perekonomian.

                                                   JaKaRTa, 10.10.17

Minggu, 08 Oktober 2017

08.10.17 : Arisan Keluarga Bandung Adem

Seperti biasa, setiap 2 bulan sekali keluarga besar Bandung mengadakan acara arisan untuk menjaga tali silaturahim agar tidak terputus, tentunya dengan membawa putera puteri masing2 supaya bisa membaur satu sama lain.

Biasanya penuh tetapi kali ini karena kesibukan masing2 maka banyak yang absen sehingga bagi orang Bandung merasa “rada tiiseun” alias kurang meriah. Yang bikin rame khan anak2 berlarian kesana kemari ato teriak2.

Semoga kedepannya tetap meriah. Berikut ini secuplik suasana arisan.
                                                      BaNDuNG, 08.10.17