Sabtu, 18 Mei 2013

19.05.13 : Jalan-Jalan Bareng Aina


Minggu siang, biasanya berjalan-jalan dengan si buah hati ke mal, sekedar bercengkerama ato mencari suasana hati yang lebih enakan ... Salah satunya main sepeda kayuh. Entah apa namanya bilaa ada yang lebih cocok.

Liputannya singkat. Jalan, cari makan, kenyang, bermain, lantas pulang setelah sempat berkeliling ato belanja keperluan rumah tangga.

Segini aja sudah bersyukur banget Yaa Allah, Subhanallah. Merupakan suatu karunia dan rezeki dari-MU yang tak bisa dinilai dengan uang.

I love my family. Cheers.

Bandung, 19.05.13.

Jumat, 17 Mei 2013

18.05.13 : Training CRM 17-18/05/13

JAKARTA: Tanggal 16-17 Mei 2013 lalu, kami mendapat penugasan mengikuti training "How To Manage Customer Relationship Management Effectively" yang diadakan di Hotel Menara Peninsula, Slipi, Jakarta.

Seminar ini berlangsung 2 (dua) hari dan berlangsung lancar. Sebenarnya materi ini pernah dapat beberapa tahun lalu namun di perusahaan sebelumnya sehingga rekam jejaknya tak terlacak sehingga ikut lagi, untuk kedua kalinya dengan event organizer berbeda pula.

Berikut ini dokumentasinya.


                                                                                   Jakarta, 18.05.13

Senin, 06 Mei 2013

06.05.13 : Hilangnya Rasa Malu


Oleh: Kodirun

Rasulullah Muhammad saw pernah bersabda, “Iman memiliki enam puluh lebih cabang. Malu adalah satu cabang dari Iman.” (HR. Bukhari, Muslim, dan abu Dawud). 

Malu atau rasa malu dapat diartikan dengan kusut atau ciutnya jiwa seseorang sehingga tidak mampu dan tidak kuat untuk melakukan hal-hal yang bersifat buruk atau tercela. 

Orang yang malu tidak kuasa melihat dirinya hina di hadapan Allah, atau orang lain, bahkan di hadapan dirinya sendiri.

Orang yang memiliki rasa malu sesungguhnya sangat mulia di hadapan Allah, orang lain, dan dirinya sendiri. Karena kedudukannya yang sangat mulia tersebut sebaiknya setiap orang mukmin tetap memelihara rasa malu yang dimiliknya.

Karena jika rasa malu hilang dari seseorang maka akan mengakibatkan seseorang binasa atau mengalami malapetaka yang sangat besar.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah tatkala hendak membinasakan seorang hamba, Allah mencabut rasa malu darinya. Ketika Allah telah mencabut rasa malu darinya, orang itu tidak akan mendapati dirinya kecuali dia dibenci dan membenci orang lain. Ketika tidak mendapati dirinya kecuali dibenci dan membenci orang lain akan dicabut amanah (kepercayaan) darinya. Ketika amanah telah dicabut darinya dia tidak mendapati dirinya kecuali dia berkhianat dan dikhianati oleh orang lain. Ketika tidak mendapati dirinya kecuali dia berkhianat dan dikhianati, akan dicabut darinya rahmat. Ketika telah dicabut rahmat darinya,  tidak mendapati dirinya kecuali dia dikutuk dan dilaknat. Ketika tidak mendapati dirinya kecuali dia dikutuk dan dilaknat, maka akan dicabut darinya tali agama Islam.” (HR. Ibnu Majah)

Dari hadis tersebut dapat diketahui, sumber malapetaka yang menimpa setiap orang adalah hilangnya rasa malu. Orang yang tidak punya rasa malu biasanya akan mudah sekali melakukan hal-hal yang bersifat negatif menurut kacamata agama. 

Munculnya korupsi, perselingkuhan, perzinahan, pencurian, pelecehan seksual, dan perbuatan jahat lainnya yang banyak terjadi di republik kita tercinta ini semuanya diakibatkan hilangnya rasa malu pada setiap pelakunya.

Perlu kita ketahui, derajat malu yang paling tinggi adalah malu kepada Allah SWT. Orang yang beriman kepada Allah dapat dipastikan dalam dirinya masih memilki rasa malu, terutama kepada Allah SWT. 

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Malu dan iman adalah satu pasang, jika salah satunya hilang maka yang lain juga hilang.” (HR. Al-Hakim). Nah, sekarang bagaimana dengan kita masing-masing, masihkah ada rasa malu dalam diri kita? Wallahu a’lam.

Jakarta, 05.05.13 – dikutip dari harian “Republika On Line” (ROL).

Sabtu, 04 Mei 2013

05.05.13 : Kenangan Sumsel

Tak khan ada yang abadi, baik itu pekerjaan, karir maupun nasib manusia akan dikemanakan. Bagi eksekutor di lapangan seperti kita, perintah datang. Kita harus siap, jiwa dan raga. Yang penting, mengemban misi dengan ikhlas.

Tadinya kami berkumpul di Sumatera Selatan (Sumsel) mengabdi tuk memberikan pelayanan kepada perusahaan maupun Pelanggan yang memberikan makan kepada kita semua. Kini secara perlahan kita pun didistribusi ke bumi Jawa. 

Hubungan pertemanan selama 2 (dua) tahun cukup memberikan arti untuk menggubah status suka dan duka menjadi pemanis pengalaman hidup karena dimana pun kita hidup dan bermasyarakat, selalu ada kawan dan lawan.

Hanya kepada Allah lah kita harus takut dan patuh tetapi untuk sesame manusia, sepanjang itu benar, jaga prinsip hidup dengan baik. Jangan sampai terjebak menjadi penjilat atau menjatuhkan kawan dan lawan dengan cara yang tidak/kurang terpuji.

Tetap semangat duhai para veteran Sumsel, kecuali 1 (satu) yang masih berkarya di Bumi Sriwijaya …

Selamat berkarya dan jaga tali silaturahum, selalu.

Bandung, 05.05.13.