Kamis, 28 Januari 2010

28.01.10 : Century

Andai tak terjadi geger Bank Century, kata century mungkin hanya diakrabi para peminat sejarah dan pencandu film bioskop di Tanah Air. Sejak kali pertama muncul sebagai publikasi sekitar 45O tahun lalu, century dikukuhkan sebagai istilah sejarah yang mengacu pada rentang waktu seratus tahun.

Kita menterjemahkannya menjadi abad, dipetik dari bahasa Arab. Kemudian century dikenal luas sebagai merek dagang sebuah perusahaan film Hollywood dan nama sindikasi gedung bioskop di Indonesia. Mungkin karena terkesan keren, kata itu banyak dipergunakan untuk penamaan atau sebutan lain-lain.

Sebagai konsep, century lahir dari rahim gerakan Reformasi Gereja di Eropa pada awal abad ke-16. Martin Luther, tokoh Reformasi, memandang bahwa untuk “memurnikan kembali ajaran Kristiani dari tumpukan tradisi selama berabad-abad” diperlukan pemahaman tentang perkembangan gereja itu sendiri.

Ia meminta kepada sekelompok sarjana Lutheran, dipimpin Matthias Flacius Illyricus, menulis sejarah gereja sejak abad pertama Masehi. Hasilnya: opus 13 jilid Magdeburg Centuries yang disusun 13 tahun (1559-1574). Artinya, setiap tahun terbit satu jilid yang mencakup waktu seratus tahun. Istilah century dijadikan batas setiap volume buku itu (Ernst Breisach, Historiography: Ancient, Medieval & Modern, 1883).

Sejak saat itu century menjadi konsep waktu berjangka panjang yang dikenal dalam histiriografi Barat. Kata lain yang setara dengannya adalah age atau ages, yang juga kita terjemahkan menjadi abad. Penggunaannya berbeda: century selalu digandeng dengan numeralia bertingkat (misalnya tenth century, abad 10) sedangkan age(s) dijejer dengan adjektiva ataupun nomina (golden ages, abad keemasan).

Dalam bahasa Indonesia abad bisa digunakan untuk dua konteks itu, abad ke-21 ataupun abad kemakmuran. Contoh penggunaan century terlihat dalam judul buku lama Bernard Dahm, History of Indonesia in the Twentieth Century (1971); sedangkan age digunakan dalam buku saku Stuart Hampshire, The Age of Reason (1955).

Penggabungan century dan age dalam satu nafas judul terbaca pada esai sarjana Jepang, Tsuchiya Kenji, “Javanology and the Age of Ronggowarsito: An Introduction to Nineteenth Century Javanese Culture” (1990); huruf miring ditambahkan).

Seperti abad, kata century dibayangkan untuk suatu keabadian. Dalam ungkapan yang berbeda, sejarawan Perancis, Fernand Braudel, melahirkan konsep la longe duree untuk melukiskan “waktu sejarah” yang sangat panjang, penuh dinamika, tetapi sering tak disadari manusia yang melintasinya.

Kepada manusia yang bergumul dalam kemelut waktu sejarah, Braudel berpesan, Nee pas penser dans le seul temps court, ne pas croire que la seuls acteurs qui font du bruit soient le plus authentiques (dalam Annakes, 13/1958). Kira-kira, “Jangan hanya berpikir jangka pendek, jangan percaya bahwa actor-aktor yang berisik itu yang paling autentik”.

Oleh : KASIJANTO SASTRODINOMO

Pengajar pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya – Universitas Indonesia

Dimuat : "Kompas", kolom "Bahasa" edisi 8 Januari 2010

Kamis, 21 Januari 2010

21.01.10 : Lelah


Lelah rasanya didera berbagai problematika hidup yang seolah tak kunjung padam. Beres satu, muncul yang lain. Harus bersikap bagaimana ya supaya tidak berulang dan bisa segera usai, menikmati hidup sebagaimana yang diharapkan setiap insan.

Dari berbagai tulisan disebutkan, kita selalu mengharap yang tidak terjangkau sehingga gampang menjadi frustasi, kesal dan pastinya melelahkan menggapai yang berada diluar jangkauan kemampuan seorang manusia. Sehebat apapun sebutan orang terhadap kita, kita tetap punya keterbatasan.

Pasrah ? Ya, begitulah seharusnya dan setidaknya hingga hari ini kita memasrahkan hidup dan mati kita kepada Yang Maha Kuasa, Allah SWT. Dia yang punya hak hidup kita dan hak mematikan setiap ciptaan-NYA. Subhanallah.

Kita mahkluk kecil dan tak berdaya tetapi selalu menganggap diri ini besar, berjasa dan lebih hebat dari yang lain. Manusiawi 'lah namun jika tidak segera disadari, bahaya laten mengancam. Semoga kami masih diberi kesempatan mengenyam kehidupan yang lebih baik dari hari ini, kedepannya.

Yaa Allah kepada-MU 'lah semuanya kembali. Ampun untuk setiap tindakan yang tidak terjaga dihadapan-MU, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat, yang terjaga dengan baik ataupun yang lalai karena kita hanyalah manusia biasa.

Hidupkan semangat ini dan jangan kau padamkan harapan membina kehidupan masa depan yang lebih baik. kami merindukannya dan hanya mampu berpaling kepada-MU dengan rasa malu luar biasa, banyak meminta tetapi lalai dan enggan menjalankan perintah-MU.

Ampun Yaa Allah, ampun. Lelah hati ini namun mengingat nama-MU menguatkan semangat agar hidup ini terus dijalani bak air mengalir. Jangan diterjang, ikuti apa adanya. Jangan pula jadikan sifat manusiawi sebagai alat untuk mencari alasan. Insya Allah lancar. Semoga.

Oleh : RAM

Kamis, 14 Januari 2010

14.01.10 : Yaa Allah

Tak terasa, waktu terus berjalan hingga sudah menunjukkan angka tahun Masehi 2010 atau 1431 Hijriah dalam penanggalan Muslim. Usia secara deret angka bertambah terus tetapi tidak demikian dengan deret ketentuan Allah SWT.
Itu artinya umur kita berkurang secara bertahap, hari demi hari dan tinggal menghitung hari. Sudah mendekati setengah abad, astagfirullah aladzhiim.
Banyak nikmat yang hingga saat ini dilupakan dan kita lupa terhadap Sang Pencipta untuk mensyukurinya. Menghirup udara segar sepanjang hari, gratis, tanpa bayar.
Nikmat sehat wal’afiat yang tiada tara serta masih diberi lagi memiliki keluarga yang baik (suami/isteri, anak, or-tu, kawan, lawan dan seterusnya), pekerjaan. Subhanallah.

Tanpa sadar aktifitas keseharian menyita ingatan terhadap Sang Pencipta. Begitu banyak nikmat yang dilimpahkan oleh-NYA kepada kita semua namun sebagian kita hanya akan ingat saat dia (seseorang) jatuh sakit, terkena musibah atau sedang menderita (baca : susah).

Sedikit saja dari kita-kita ini yang mampu "menguasai diri", saat senang bisa bersyukur, saat berpunya berdzikir, saat berbahagia menyebut Asma Allah. Sungguh bersyukur insan yang ada digolongan ini.

Yaa Allah, betapa banyak diri ini mengabaikan peringatan dan larangan yang seharusnya dijauhi, tetapi malah kita bangga melanggarnya. Rentang waktu sejauh ini membuktikan Engkau masih menyayangi kami dengan mengirim pesan tersirat dan tersurat namun kami maklum, semuanya tak sepenuhnya bisa dipahami dengan logika.

Yaa Allah, begitu banyak waktu terbuang dan begitu sombong manusia memaknai hidup ini, seolah ngga ada kata mati dan kita akan hidup selama yang kita mau. Padahal, seperti kita maklumi, perkara jodoh, maut dan rezeki, itu adalah wewenang mutlak Allah SWT.

Yaa Allah, bila memang rambut mulai memutih, jalan mulai tak tegap, mudah lupa, semua mengingatkan usia seseorang sudah menua. Alamiah. Dan tentunya bukan sesuatu yang memalukan bahwa setiap saat Allah SWT bisa memanggil siapa saja yang diinginkannya bila kontrak hidup didunianya sudah usai.

Yaa Allah, terima kasih sudah mengingatkan kami sekeluarga. Entah sengaja atau tidak. Manusia memandang kesulitan hidup sebagai perbuatan tidak adil. Namun kita selalu berusaha optimis dan memandang ujian yang diberikan Tuhan adalah supaya kita "naik kelas" ke jenjang yang lebih baik. Semoga.

Dengan segala kerendahan hati, kami hanya ingin sharing (berbagi) pengalaman disini, bukan mengagungkan betapa hebatnya ulah segelintir manusia yang ingin dipuji. Bukan itu.

Hanya berbagi, agar mereka yang belum merasakan kenikmatan dan pahit getirnya dunia, dengan memaknai yang lazim dan logis di alam dunia.

Hidup manusia dibatasi 2 (dua) penyingkap tabir yang saling berlawanan: suka duka, senang sedih, atas bawah, dekat jauh dan seterusnya. Sampai sebatas mana kita bisa memilah dan menjalani keduanya dengan harmonis.

Keseimbangan sangat bersifat relatif dan bisa tercipta bila sejujurnya dilalui dengan ridlo dan sikap pasrah. Doa jalan terus dan jangan pernah berhenti. Itu bagian dari yang namanya usaha.


Yakinlah, Allah SWT Maha Bijaksana, Maha Adil dan Maha Tahu. Kita sebagai yang dicipta, tahu apa sih ? Terkesan sok tahu, iya sih. Jalani saja dan nikmati hidup ini apa adanya, asal ngga menyimpang dari prinsip Amar Ma’ruf Nahi Munkar, kita semua akan selamat dan selalu mendapat lindungan-NYA selalu. Amin.
Wassalam. Hamba Allah yang memiliki banyak kekurangan namun tetap ingin belajar dan mengabdi. Terima kasih Yaa Allah untuk kesempatan ini sehingga forum berbagi bisa maujud.
Oleh : RAM.

Kamis, 07 Januari 2010

07.01.10 : 8 Langkah Menjadi Ayah Ideal

Siapa bilang peran ayah terhadap buah hati jauh lebih kecil ketimbang peran ibu? Ternyata, seperti apa pun kondisi sang ayah, pengaruhnya terhadap perkembangan anak-anak sedemikian besar. Berikut kiat-kiat menjadi seorang ayah ideal.

Sejauh mana keberadaan ayah berpengaruh terhadap perilaku dan kebahagiaan hidup anak? Menurut penelitian, relasi yang terjalin antara anak dengan sosok ayah ternyata berpengaruh besar terhadap pembentukan rasa percaya diri si anak.

Termasuk di dalamnya adalah pencapaian prestasi belajar anak di sekolah, sekaligus menjadi pondasi bagi terbentuknya kepuasaan hidup dan relasi yang mampu bertahan lama kelak saat si anak dewasa.

Sosok ayah (baik ayah biologis, ayah tiri, ataupun sosok pengganti ayah lain) juga bisa menjadi pendorong yang luar biasa kuat terhadap segala hal baik maupun keburukan dalam kehidupan si anak.

Nah, apa saja yang harus dilakukan untuk menjadi seorang ayah ideal bagi anak-anaknya?

1. Sesibuk apa pun, sediakan waktu bersama si kecil. Ini sangat membantu anak merasa nyaman, merasa kompeten, sekaligus merasa dicintai. Tak hanya itu, ayah yang baik juga mampu melepaskan “topeng” kekakuan sikapnya.

2. Jadilah pendengar yang baik. Kesediaan diri untuk menyediakan waktu bagi buah hatinya juga tidak hanya dilakukan sesekali saja. Melainkan dilakukan secara teratur dan penuh kesadaran, hingga ketersediaan waktunya benar-benar berkualitas dan terfokus sepenuhnya untuk si anak.

3. Semakin banyak waktu yang dihabiskan para ayah bersama anak-anaknya, semakin baik pengaruhnya. Inilah yang dinamakan efek dosis. Tak perlu hal-hal mewah atau mahal, cukup sekadar jalan-jalan di taman kompleks, ngobrol, dan melakukan aktivitas bersama.

Ingat, dengan menyediakan waktu yang berkualitas, seorang ayah sudah melakukan banyak hal istimewa terhadap buah hatinya.

4. Tidak segan-segan mengantar dan menjemput mereka ke sekolah, serta menjalin komunikasi yang positif dengan para guru demi mengikuti perkembangan si kecil di sekolah.

Perlu diketahui, seorang ayah yang antusias pada pendidikan anak-anaknya ternyata memberi kontribusi positif terhadap prestasi belajar anak di sekolah.

5. Turun tangan mengurus keperluan sehari-hari si anak, dari sekadar ngobrol sampai membacakan dongeng untuk si kecil. Sosok ayah seperti ini sadar sepenuhnya bahwa dalam keluarga, ia adalah seorang model bagi separuh populasi penduduk dunia, yakni para pria.

Kepada anak laki-lakinya, tanpa banyak bicara, si ayah telah menunjukkan bagaimana menjadi pria sejati. Sementara kepada anak perempuannya, sang ayah menunjukkan bagaimana seorang laki-laki yang baik akan memperlakukan wanita secara elegan.

6. Seorang ayah yang baik juga mampu memberi anak-anaknya ra­sa percaya diri. Pengasuhan maupun perilaku yang buruk dari seorang ayah tercermin dalam ujud rendahnya rasa percaya diri si anak.

Sebagai contoh, mereka yang semasa remaja terjerumus pada berbagai masalah ternyata mendapat pengasuhan yang negatif atau malah sama sekali tak pernah mendapat pengasuhan yang cukup dari ayahnya.

7. Jangan pernah meremehkan kemampuan anak “membaca” situasi. Seorang anak luar biasa sensitif terhadap penolakan, kekerasan sikap, maupun lontaran kritik dari sang ayah.

Anak juga teramat peka, sehingga bisa merasakan apakah ayahnya mengabaikan dia alias sama sekali tidak menaruh peduli pada kehidupannya.

Meski sedang berbicara ke­­pa­da­­ny­a, a­na­k bahkan bisa merasakan kalau pikiran dan hati sang ayah sedang mengembara alias tak terfokus padanya.

Kalau anak berulang kali menghadapi kondisi tak menyenangkan seperti itu, jangan heran kalau si anak merasa dirinya bukanlah sosok yang cukup berharga di mata ayah.

Perasaan tak berharga ini akan semakin tertanam kuat kala ia harus menghadapi lingkup yang lebih luas.

8. Ingat, bentuk-bentuk pengasuhan yang negatif dari ayah bisa menyebabkan penyimpangan perilaku yang memprihatinkan.

Tindak kekerasan yang dilakukan ayah terhadap siapa pun berpengaruh sangat besar terhadap benih-benih agresivitas dalam diri si anak. Jadi, berhati-hatilah dalam bertindak.

Sumber : Tabloid Nova.

Senin, 04 Januari 2010

04.01.10 : Ger-Mo

Boleh setuju, boleh mencibir, kata ger-mo bisa berindikasi positif. Ngga seperti yang kita kenal seperti sekarang, germo identik dengan sesuatu hal yang negatif alias terlarang di mata masyarakat.

Buat pria hidung belang,pasti langsung balik badan. Tapi untuk pria normal biasanya penasaran. Pasalnya, germo yang dikenal sekarang memang demennya memelihara wanita penghibur, jadi ya gitu deh konotasinya.

Ger-mo yang satu ini memang berbeda dengan germo yang dikenal saat ini. Pertama, cara penulisannya pakai alat Bantu tanda minus (-) dan ger-mo ini merupakan singkatan dari "gerakan moral". Jelas khan.

Ini dasar pembahasan ulasan singkat tentang ger-mo selanjutnya, kalau mau sinis bolehlah, namanya juga usaha dan menulis untuk kepuasan hati, so what gitu 'loh ?

Adalah kesuksesan luar biasa bagi publik manakala ger-mo berhasil memanfaatkan kecanggihan teknologi jejaring sosial yang bernama "Facebook" (baca : fezbuk) dan penggemar atau anggota kelompok yang mendukung suatu misi tertentu menyebutnya sebagai "Facebooker", berhasil "mengalahkan" supremasi hukum yang ada.

Sampai-sampai ada yang berkata dengan nada sinis, saat ini ranah hukum mulai didesak oleh ranah publik, contoh terbaru adalah menangnya kasus Prita Mulyasari vs RS Omni Internasional dan kasus Bibit-Chandra (pejabat KPK) yang didakwa dengan tuduhan berbeda-beda, sehingga membuat masyarakat luas geram.

Munculah istilah-istilah baru didalam jagad dunia maya, sebutan "Perseteruan Cicak-Buaya" serta "Koin Untuk Prita". Republik ini memang mengesankan, tali persaudaraan masih begitu kental, yang benar (Insya Allah) akan menang. Subhanallah.

Berbicara hati nurani, mirip selera, sulit diperdebatkan. Facebooker yang menggalang suara hingga rusan bahkan jutaan pendapat dari nurani terdalam disertai keprihatinan, mampu "menumbangkan" kekakuan ranah hukum.

Fezbuk bagi rakyat yang sudah teknologi informatika, menjadi alat ampuh memperjuangkan kebenaran yang hakiki walau masih perlu contoh-contoh ger-mo lain sebagai model.

Timbul pertanyaan mendasar, apakah kita sudah ngga percaya dengan wakil rakyat yang hasilnya jarang memihak kepentingan rakyat ? Atau muak dengan segelintir oknum penegak hukum yang plin-plan ? Ngga perlu didebat, renungkan saja.

di masa mendatang, bakal muncul daftar ger-mo lain, disaat hati nurani rakyat dikelabui oleh oknum yang ingin memanfaatkan situasi dan kondisi demi keuntungan pribadi atau lembaga tertentu ?

Jangan main-main, rakyat sudah memiliki saluran yang dirasa pas untuk menumpahkan segala keluh kesah, hingga bisa dipercaya ampuh untuk menekan pemerintah – bila perlu.

Semoga semua pihak bisa mengaca diri bahwa germo bisa juga berbagi cerita baik. Cuma germo yang mana ? Germo ini atau Ger-Mo yang ini ?

Kita akan lihat penampilan ger-mo lain di sesi yang berbeda. Ngga harus selalu berpikir miring khan. Tapi ingat, ger-mo yang ini berbeda dengan germo yang satunya. Sampai jumpa.

Oleh : RAM