Jumat, 27 November 2009

27.11.09 : Hanya 12 Tahun !

Tahukah kita?
Waktu anak kita gak panjang.
Kita hanya memiliki 12 tahun bersama mereka.
Sisanya, mereka milik teman-teman mereka, pacar mereka, pekerjaan mereka, istri/suami mereka, dan anak-anak mereka sendiri.

Mungkin saat ini kita bosan dengan tangisan mereka di malam hari.
Kita bosan memonitor mereka yang baru belajar jalan.
Jalan kesini, jalan kesitu, ambil barang ini, diletakkan disitu, buang barang seenaknya ke tong sampah, corat coret dokumen penting.
Sobek-sobek majalah di sofa.
Lari ke tetangga, naik-naik tangga.
Menelan benda gak jelas.

Kita mungkin bingung karena punya si kecil.
Ada jadwal pengajian, bingung mau ninggalin anak sama siapa.
Diajak teman ikut KKR dan seminar?
"Wah.. Ntar si kecil siapa yang ngurus?"
Jangankan seminar di luar kota , di dalam kota saja sudah kebingungan.
Tiap hari minta dibacain dongeng yang itu-itu aja.
Belum kalau ke swalayan, minta permen lah, bola lah, minta naik panda-pandaan di timezone.

Ikut-ikutan ambil barang, sampai dirumah, "Lah?
Tadi perasaan gak ambil barang ini di supermarket? Oalah? Si kecil. Dasar!"

Bosen, nungguin mereka mengerjakan PR.
Kalau gak ditungguin, pasti ngelamun, gambar-gambar mobil, robot, nyuri-nyuri pandang nonton TV.

Bosen menyocokan catatan mereka dengan catatan teman-teman yang lain.
Bosen tanya-jawab dengan mereka sebelum ulangan.
Bosen nyuruh mereka ngeluarin botol minum dari tas biar dicuci sama si bibi.
Kalau bukan Anda yang mengeluarkan malamnya, pasti besok pagi buru-buru.
Jemputan sudah datang, anak Anda belum siap.

Kapan mereka mau nurut?
Disuruh makan, nanti.
Disuruh mandi, nanti.
Disuruh matikan TV dan tidur, "sebentar lagi ma!"
Disuruh ngejadwal malam hari, "besok pagi aja ma!"
Dikasih tau jangan makan chiki nanti batuk, eh tetep saja jajan chiki di sekolah.

Kalau sudah batuk, mau gak mau Anda bawa ke dokter dan beli obat.
Minimal 100.000 habis.
Padahal chiki cuman 2000.
Belum kalau sampai radang, Anda sendiri harus jaga dia di rumah.
Mungkin kita semua sedang menjalani hal-hal ini.

Kita bosan.
Pengen rasanya anak cepat besar, bisa bantuin jaga toko, bisa ditinggal sendiri di rumah.
Bisa antarkan makanan ke rumah tetangga, bisa naik kendaraan sendiri, gak perlu diantar-jemput lagi.
Tapi sadarkah kita?

Kita kelak akan merindukan saat-saat mereka masih kecil.
Saat orang-orang di pesta undangan mengatakan, "ih..lucu banget anaknya..."
Saat Anda lelah dan menyuruh mereka menginjak-injak punggung Anda.
Saat mereka tampil di drama sekolah dan dengan bangga Anda berkata, "Eh, yang jadi Abudullah itu anak saya."

Saat mereka mengenakan busana daerah di Hari Kartini.
Saat mereka nangis di tengah malam karena si kecil haus dan meminta di buatin susu oleh Ibu / Ayahnya.
Saat mertua Anda teralu memanjakan si kecil, sampai Anda jengkel sendiri dengan cara mereka mendidik anak Anda.
Anda akan merindukan itu semua.

Hanya 12 tahun!
Sisanya mereka milik orang lain.
12 tahun bahkan nggak lebih dari 1/5 hidup mereka.
Nikmati semua ini.
Beri perhatian yang luas terhadap mereka.

Tentunya kita juga harus memberi teladan kepada mereka.
Mereka akan merekam semua perbuatan kita.
Cara-cara kita berbicara dengan orang tua kita yang sudah mulai pikun, cara kita mengurus orang tua kita di rumah.
Cara kita mengajak orang tua kita check up di lab.

Mereka juga merekam cara kita meneriakan ucapan kita ke orang tua kita yang mulai kurang pendengarannya, cara kita bersungut-sungut di belakang orang tua kita yang jadi cerewet luar biasa setelah sembuh dari stroke.

Cara kita berkata: "Iya Maaaaaaaaaaaa?" (dengan nada yang, ah tentu saja Anda sendiri tau bagaimana biasanya kita mengucapkan kalimat ini saat berusaha menahan kekesalan kita!)

Kita gak tahu kelak, apakah anak-anak kita akan pinter dengan kita atau nggak.
Memang, tentu kita selalu mendoakan dia supaya jadi orang, bukan jadi anak durhaka.
Yang bisa kita lakukan sekarang adalah dengan tidak menjadi orang tua yang durhaka.
Dan tentu saja dengan memberi teladan kepada mereka, bagaimana caranya memperlakukan orang tua.

Dengan mempraktekkannya kepada orang tua kita sendiri!
Yang pasti, hukum tabur tuai juga berlaku di area ini!

Sumber : Unknown, 27.11.09.

Jumat, 13 November 2009

13.11.09 : Kisah Sepasang Kadal

Ini sebuah kisah nyata yang terjadi di Jepang.Ketika sedang merenovasi sebuah rumah, seseorang mencoba merontokkan tembok.Rumah di Jepang biasanya memiliki ruang kosong diantara tembok yang terbuat dari kayu.

Ketika tembok mulai rontok, dia menemukan seekor kadal terperangkap di antara ruang kosong itu, karena kakinya melekat pada sebuah paku. Dia merasa kasihan sekaligus penasaran.

Lalu ketika dia mengecek paku itu, ternyata paku tersebut telah Ada di situ 10 tahun lalu ketika rumah itu pertama kali dibangun.

Apa yang terjadi? Bagaimana kadal itu dapat bertahan dengan kondisi terperangkap selama 10 tahun???

Dalam keadaan gelap selama 10 tahun, tanpa bergerak sedikitpun, Itu adalah sesuatu yang mustahil Dan tidak masuk akal.

Orang itu lalu berpikir, bagaimana kadal itu dapat bertahan hidup selama 10 tahun tanpa berpindah dari tempatnya sejak kakinya melekat pada paku itu!

Orang itu lalu menghentikan pekerjaannya Dan memperhatikan kadal itu, Apa yang dilakukan Dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan.

Kemudian, tidak tahu darimana datangnya, seekor kadal lain muncul dengan makanan di mulutnya...astaga! !

Orang itu merasa terharu melihat hal itu. Ternyata Ada seekor kadal lain yang selalu memperhatikan kadal yang terperangkap itu selama 10 tahun.

Sungguh ini sebuah cinta...cinta yang indah.Cinta dapat terjadi bahkan pada hewan kecil seperti dua ekor kadal itu. Apa yang dapat dilakukan oleh cinta?

Tentu saja sebuah keajaiban..

Bayangkan, kadal itu tidak pernah menyerah Dan tidak pernah berhenti memperhatikan pasangannya selama 10 tahun.

Bayangkan bagaimana hewan yang kecil itu dapat memiliki karunia yang begitu mengagumkan.Dari cerita ini, Kita bisa mengambil hikmah tentang hubungan yang terjalin antara orang tua, anak, saudara lelaki, saudara perempuan, teman,......

Berusahalah semampumu untuk tetap dekat dengan orang-orang yang Kita kasihi.
JANGAN PERNAH MENGABAIKAN ORANG YANG ANDA KASIHI!!!

Bagikan cerita ini kepada semua orang yang telah menyentuh hidup anda, Dan membuat anda bertumbuh, mengerti, Dan memahami lebih dalam lagi tentang hidup.

Bagikan cerita ini untuk semua orang. Semoga setiap orang dicintai.

Sumber : Unkown, 13.11.09.

Kamis, 12 November 2009

12.11.09 : Fezbuk

Fenomena besar dunia teknologi komunikasi informasi saat ini adalah keberhasilan mendekatkan manusia dengan perangkat teknologi canggih sehingga semua kelak bisa dikontrol hanya dengan genggaman tangan.

Dulu, bila menonton filem seperti hal yang tak mungkin terjadi, namun otak manusia atas izin Sang Pencipta memungkinkan hal tersebut maujud.

Kontan saja, pengibaratan semua dalam genggaman segera diakuisisi Telkom, serta merta mengganti logo dengan metoda terkini. Bagi mereka yang bergiat di industri telekomunikasi dan sektor pendukung mobilitas manusia sibuk di perkotaan, ini peluang sangat potensil. Jangan diabaikan.

Yang juga tak kalah penting dalam percaturan manusia moderen adalah penggunaan sarana dunia maya via internet untuk memunculkan perhatian dan membentuk opini agar sasaran yang ingin dicapai bisa dimaksimalisasikan. Presiden AS Barack Obama pernah membuktikan keampuhan jejaring sosial yang bernama "Facebook" (baca : Fezbuk).

Kini di Tanah Air, sedang marak-maraknya Facebooker berkiprah dukung sana dukung sini dan masyarakat lebih luas dibuat bingung dengan keputusan para petinggi di Polri, KPK dan kejaksaan Agung. Maunya negara ini dibawa kemana sih ? Bukannya mengurusi kepentingan publik, ehh malah sibuk berbantah-bantahan dan dukung mendukung.

Mendingan kalau punya Pemimpin, mereka ngga cuma pintar ngomong dan ngayomi masyarakatnya tetapi harus juga JUJUR dan TRANSPARAN. Hari gini ditanya mana bukti transfernya (bego aja terima duit milyaran via jasa bank) dan si "Anu" dapat sekian milyar tapi yang memberikannya ngga yakin - karena kata si Anu juga.

Ruwet juga hidup di republik ini. Saking dongkolnya, ada seorang seniman membuat puisi menggugah hati, judulnya “Negeri Para Bedebah”. Termasuk kita-kita ‘kah atau masih banyak bedebah berkeliaran sehingga mencari orang jujur untuk menjadi pejabat institusi yudisial menjadi hal langka ? Think about it.

Dalam hati, jangan-jangan sentilan seniman tadi benar adanya. Kita sedang berkumpul dengan para Bedebah di Republik Fezbuk hik 3x. Jangan salah 'loh, jumlah populasinya sudah melangkahi jumlah penduduk Indonesia.

Kaget ? Ngga perlu 'lah.

Wassalam, SEE RAM – 12.11.09

Rabu, 11 November 2009

Introduksi

Jakarta, 11-11-2009

Dear ALL,

Blog ini hadir karena kepedulian untuk menampung cerita atau kisah atau tulisan yang bisa menjadi renungan kita bersama. Apapun topiknya, tidak terbatas. Boleh bahasa Indonesia atau bahasa Inggeris, no problemo.

Sumber tulisan bisa dari tulisan sendiri atau boleh juga merelay dari sumber yang tidak diketahui asalnya namun pihak editor memiliki kewenangan mensortir, mana yang layak untuk dikonsumsi Pembaca dan mana yang sebaiknya diparkir ke tong sampah.

Demikian kata pengantar ini dan bila ada saran, kritik, masukan dan cacian (seperti biasa), tumpahkan dalam kolom yang tersaji supaya tidak mengganjal menjadi "penyakit hati" dan meradang menjadi stres.

Selamat membaca.

Wassalam, SEE RAM