Nama daerah
selalu dikait-kaitkan. Padahal kalo di daerah asalnya, jarang ada yang
bawa-bawa nama kotanya tuh. Coba di Tegal, cari deh Warung Tegal ato di Bogor, cari deh tukang Soto Mi Bogor. Ato satu lagi, di daerah Madura, cari deh kedai Sate Madura.
Alkisah nih,
siang hari pas waktunya makan siang. Kita keluar rame-rame. Tujuannya, kemana
kami melangkah, disitulah kita ngerumpi. Lantas, tersebutlah Soto Mi Bogor (dekat Masjid Cut Meutia Menteng),
sebuah gerobak dorong yang menyajikan menu khas.
Sebagai
bagian anak nongkrong (cihuuuuy), kita mejeng di pinggir trotoar bareng-bareng
dan memesan sesuai selera masing-masing. Selain soto, biasanya ada menu penutup
yaitu es doger. Yaps, menu harian murah meriah tapi berkesan.
Berkesan
karena selalu topik ato isu yang didiskusikan selama makan dan bisa membuat
hati plong karena ganjalan persoalan (biasanya) separo terlampiaskan. Ya gitu
deh "diplomasi meja makan" -
dulu ada yang menjuluki begitu. Kesannya terlalu keren, mending pake istilah "diplomasi kakilima" hi hi
hi.
Dokumentasinya,
terlampir. Enjoy aja Bro.
Jakarta,
21.05.15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar