Sabtu, 14 Maret 2015

14.03.15 : Riwayat Seputar Candi Singosari (bag. 1/2)



MaLaNG: Dalam sebuah kesempatan jalan-jalan ke kota Malang, kami merapat ke wilayah kepurbakalaan dimana didalamnya terdapat Candi Singosari. Bagus, cuma sayang peninggalan warisan sejarah yang sedemikian indah harus porak poranda akibat ketidakpedulian kita.

Dari perwujudan napak tilas hari Sabtu 21/02 lalu (cek catatan harian di tgl 21/02 : Tour de Malank Melintank, yang tersisa hanyalah sebuah Candi Singosari (yang dikenal sekarang), 2 (dua) patung Buto (ada yang menyebut itu adalah arca Dwarapala) serta sebuah pentirtaan / pemandian namun itupun kurang terawat baik.

Tulisan sejarah dibawah ini, banyak merujuk kepada sebuah buku saku karangan Drs. Suwardono yang berjudul "Candi Singosari : Riwayat Runtuhnya Singosari Dibawah Kekuasaan Prabu Kertanegara" dan ringkasan tulisan karya Prof. Dr. Slamet Mulyono, dengan judul "Kertanegara dan Runtuhnya Singosari".

Kepengennya sih mengetahui sepak terjang kerajaan Singosari, seperti halnya ekspansi kerajaan Majapahit yang lumayan lengkap kronologis serta peninggalannya tetapi sumber-sumber yang terbatas, menyebabkan masyarakat tahunya sebatas masa keruntuhan kerajaan Singosari. It's ok, yang penting masih ada sisa-sisanya deh.

Sekarang, yuuuk mengenal Candi Singosari aja. Apa iya peninggalan kerajaan gede seperti Singosari hanya meninggalkan sebuah candi dan seperangkat arca yang dideret di pelataran area percandian ? Gak juga 'lah. Keganasan tangan penguasa dan orang jahil saja yang menyebabkan separuh sejarah negeri ini hilang tak berbekas. Ironis khan ?

Alkisah, sekitar awal abad 19 (tahun 1800-1850), orang menyebut Candi Singosari dengan nama "Candi Menara" (karena bentuknya seperti menara). Seorang ahli purbakala Eropa, W.F. Stutteirheim pernah menyebut dengan nama "Candi Cella" karena banyaknya celah yang terdapat dalam candi tsb.

Menurut laporan W. Van Schmid yang mengunjungi candi ini di tahun 1856, penduduk setempat menyebutnya dengan nama "Candi Cungkup". Namun nama yang tersering disebut adalah Candi Singosari. Tak heran, selain ingin memunculkan nama Singosari, juga karena letaknya di area Singosari. Sebagian masyarakat menamai "Candi Renggo" karena lokasinya terletak di Desa Candirenggo.

Secara sejarah, kitab "Pararaton" menyebutkan tentang tempat pendharmaan raja Kertanegara, nama bangunan peringatannya disebut "Purwapatapan". Nah, permasalahannya, apakah dapat diduga bahwa Purwapatapan itu sama dengan Candi Singosari ?

Dimana bisa melihat peninggalan Candi Singosari ini ? Letaknya, berada di Jalan Kertanegara, Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Dari Kota Malang sekitar 10 km ke arah utara dan masih boleh dibilang dekat kawasan perkotaan.  Ato kalo berangkat dari ibukota Jawa Timur yaitu Surabaya, berjarak 88 km, kearah selatan.

Lantas, siapa sih orang yang berjasa membuat laporan tentang Candi Singosari ini ? Yang menemukan pertama kali sulit diketahui tetapi yang pertama kali membuat laporan kepurbakalaan adalah Nicolaus Engelhard, seorang Belanda yang menjabat Gubernur Pantai Timur Laut Jawa (Gouvernor van Java's Noord-Oost-Kust) tahun 1801.

Ia melaporkan adanya reruntuhan bangunan candi di daerah tandus Malang dalam tahun 1803. Akhirnya, selama tahun 1901-1904 Komisi Arkeologi Belanda mengadakan penyelidikan dan penggalian. Baru tahun 1934, Departemen Survei Arkelologi dari Hindia Timur Belanda merestorasi candi dan selesai tahun 1937. Tahun penyelesaian pekerjaan digoreskan pada batu kaki candi di sudut barat daya.

Catatan:
Terlampir kumpulan foto-foto yang sempat diabadikan selama kunjungan ke Candi Singosari, Malang.












                                                       (Bersambung ke bag..2/2).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar