TRoWuLaN: Usai melihat-lihat Candi Brahu, perjalanan di
lanjut ke Candi Gentong. Membayangkan bentuk gentong, kayaknya ini candi
bentuknya gede banget ato apalah gitu. Tapi pas tiba di lokasi malah bengong,
karena tidak seperti yang dibayangkan.
Candi Gentong kabarnya banguna yang pada saat ditemukan
memang sudah hancur / rontok / remuk. Yang ada hanya bongkahan batu bata
berserakan. Tak heran bila pengunjung disini boleh dibilang gak ada, berbeda
dengan candi-candi lain. Namun begitu, tetap kita abadikan.
Di halaman luas, terpajang logo Surya Majapahit dari
bunga-bunga yang segar dan tertata apik. Ya disinilah salah satu objek
dokumentasi Candi Gentong, letaknya di desa Jambumente, kecamatan Trowulan,
kabupaten Mojokerto. Jaraknya sekitar 360 meter dari arah Candi Brahu.
Dalam tulisan Verbeek tahun 1889, Candi Gentong masih
berwujud tapi saat Knebel menulis di tahun 1907, Candi Gentong sudah tinggal
berupa gundukan batu bata. Walau sudah dianggarkan, namun upaya melestarikan
Candi Gentong sepertinya menemui jalan buntu.
Candi Gentong ada 2 (dua) buah. Yang pertama, nyaris tak
berbentu tetapi Candi Gentong II masih ada sedikit bekas "bau" candi.
Candi Gentong II memiliki denah bujur sangkar, ukuran 7,10 meter x 7,10 meter
dan dikelilingi bangunan lain, sekitar 7 buah dan mengarah ke 7 penjuru mata
angin, kecuali arah mata angin utara.
Keseluruhan ukuran Candi Gentong II adalah 18,5 meter x
18,5 meter. Berdasarkan konsep tata ruang dan didukung temuan artefak lainnya,
bangunan ini mirip mandala stupa, yaitu pembagian ruang yang terdiri dari
pusat, dikelilingi oleh ruangan-ruangan lain yang berukuran lebih kecil.
Sayang sekali ya, warisan budaya yang pernah menjadi
kebanggaan hingga kini belum tertangani dengan baik. Semoga kedepannya jadi
lebih baik.
Sumber cerita, dicuplik dari buku "Mengenal
Kepurbakalaan Majapahit Di Daerah Trowulan", karya Drs. I Made Kusumajaya
M.Si dkk. Terima kasih.
Trowulan, 01.02.15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar