TRoWuLaN: Perjalanan berikutnya, menuju Candi Brahu.
Lumayan perut udah terisi lagi, jadi semangat napak tilas kembali tumbuh he he
he. Ikuti cuplikan sejarahnya ya.
Candi Brahu terletak di desa Bejijong, kecamatan
Trowulan, kabupaten Mojokerto. Seperti bangunan candi lainnya di Trowulan,
struktur bangunan candi Brahu pun memiliki kesamaan, yakni sama-sama dibuat
dari batu bata, yang direkatkan / ditempelkan satu sama lain dengan sistem
gosok.
Ukuran bangunan Candi Brahu yaitu tinggi 25,7 meter dan
lebar 20,70 meter. Struktur bangunan candi terdiri dari kaki, tubuh dan atap.
Bagian tubuh Candi Brahu sebagian merupakan susunan bata baru yang dipasang
pada masa pemerintahan Belanda dan ada juga yang menyebutkan, candi ini pernah
ditabrak pesawat sehingga ada bagian candi yang terkesan ditambal.
Sayangnya, kita tidak diperkenankan naik dan melihat
lebih dekat ato naik ke atas candi karena tertulis larangan secara jelas. Denah
Candi Brahu berukuran 10 x 10,5 meter dan tinggi 9,6 meter. Didalamnya terdapat
bilik 4 x 4 meter namun kondisi lantainya telah rusak. Sesuai analisis, Candi
Brahu ditaksir dari masa antara tahun 1410 hingga 1646.
Atap candi Brahu tingginya kurang lebih 6 meter dan di
salah satu sudutnya ada bentuk mirip stupa (bersifat Buddhis). Umur Candi Brahu
diperkirakan lebih tua dibandingkan umur candi yang ada di Trowulan. Dasar
dugaan ini adalah Prasasti Alasantan, yang ditemukan tidak jauh dari Candi
Brahu. Isinya menyatakan ada bangunan suci yaitu waharu ato warahu, nah dari
sinilah Candi Brahu dianggap sebagai salah satu bangunan suci.
Kami sempat berfoto dari beberapa sudut. Ikuti liputannya
berikut ini.
Sumber cerita, dicuplik dari buku "Mengenal
Kepurbakalaan Majapahit Di Daerah Trowulan", karya Drs. I Made Kusumajaya
M.Si dkk. Terima kasih.
Trowulan, 01.02.15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar