Susahnya mendidik orang Indonesia berdisiplin
menggunakan handphone (HP) karena sejak awal tidak pernah ada sosialisasi atau
masyarakat yang peduli keselamatan ber-handphone di saat-saat genting. Tanggung siapa sebenarnya, pemerintah atau produsen HP ?
Semisal, sedang berkendara (naik motor atau mobil), menjadi penumpang pesawat terbang atau menunggu pasien di rumah sakit. Semuanya ini memerlukan etika yakni etika bertelepon. Nah ini yang kurang memasyarakat.
Akibatnya, saat orang bepergian kemana pun, HP seolah menjadi masalah pribadi yang tidak terkait dengan ruang / kepentingan publik. Padahal safety alias keselamatan menjadi masalah bersama saat sudah berada di pesawat terbang.
Saya pernah berdinas di Palembang 2 tahun (2010-2012) dan saat menumpang pesawat terbang, selalu saja ada pelanggaran seperti yang sering diulas disini. Namun baru kali ini membaca berita begitu konsistennya sang pramugari mengingatkan sang penumpang walau berakibat kurang menyenangkan, dihadiahi bogem.
Padahal kejadian HP aktif, sangat beragam dan bisa disiasati, contohnya di-silent atau getar (vibrate only) sehingga tidak terdengar oleh yang lain. Kita setuju hal itu sangat membahayakan. Kadang kita gemas dan mengingatkan rekan sebelah bangku bila tengah asyik ber-BBM ria. Cemberut hasilnya karena kurang bisa menerima.
Yang lebih mengesalkan, saat pesawat mendarat. Walau sudah diingatkan agar penumpang menyalakan HP apabila sudah ada di terminal bandara, toh saat sudah landing (mendarat) mendadak sontak sejumlah sinyal HP aktif langsung berbunyi seolah bersahut-sahutan.
Bila diperhatikan, orang-orang yang bandel dan ngotot menyalakan HP adalah orang berpendidikan (mahasiswa/pelajar) atau pekerja atau orang terpandang (dilihat dari cara berpakaiannya). Kalau dari daerah bisa dimaklumi namun tetap saja diarahkan dengan baik.
Faktor safety sekali lagi, harus terus dikumandangkan tanpa kenal lelah hingga orang-orang ini memahami arti pentingnya keselamatan penerbangan dan mencontohkan beberapa kejadian fatal, agar mereka lebih sadar dampak yang diakibatkan bila tetap ngeyel alias membandel.
Selamat menikmati perjalanan berikutnya, semoga lebih patuh dan Anda selamat sampai tujuan. Miris aja kalo sudah diingatkan dan membaca kejadian in terus berulang. Aapalagi hingga ke pemukulan ato memaki-maki pramugari.
Have a nice flight.
wass, RAM
Jakarta, 09.06.13.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar