Kesempatan langka ini
dimanfaatkan sebaik mungkin untuk berkumpul bersama keluarga. Makanya cuti
2 (dua) hari b’rasa seminggu ha ha ha … halu keleus. Ditambah lagi ada
libur di Hari Selasa jadi lumayan lah.
Bagi insan logistik
kesempatan buat bisa libur bareng keluarga merupakan barang langka. Ada aja
alasannya dan keperluannya. Inshaa Allah kedepannya bisa menjadi lebih baik
lagi. Aamiin.
Ahad sore ini, anak
gadis minta diantar jemput sodaranya, ngajak main ke Living Plaza Cikarang
(LPC), awalnya pengen ke Lippo Cikarang. Setelah berhasil meyakinkan
bahwa disitu pun (maksudnya LPC) segala ada, barulah percaya.
Kegiatan menunggu anak2
gadis jelong2 membunuh kejenuhan di LPC, terlampir. Ayahnya mojok sendiri ke Excelso.
Nikmatin alpukat dilapisi kopi gitu deh. Lha nyari cokelat gak dapat, apa boleh
buat.
Liputannya terlampir.
Juga berhubung hari diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila dan untuk
mengetahui lebih dalam apa maknanya, simak saja 2 (dua) artikel berikut dibawah
ini.
Semoga bermanfaat.
--- quote ---
[artikel 1]
YUSRIL IHZA MAHENDRA: "HARI LAHIRNYA PANCASILA BUKAN 1 JUNI, TETAPI 18 AGUSTUS 1945
Redaksi-Berita-7.075 X Dilihat
OPINI||suaratimur.com.
Sebagian orang menyebut tanggal 1 Juni adalah
Hari Lahirnya Pancasila, yang sekarang sebagian orang menyebutnya dengan istilah
Hari Pancasila. Pancasila adalah landasan falsafah negara sebagaimana termaktub
dalam Pembukaan UUD 1945, khususnya alinea ke-4.
Saya lebih suka
menyebut Pancasila sebagai “landasan falsafah negara” bukan "dasar
negara" atau "ideologi" sebagaimana sering kita dengar. Istilah
landasan falsafah negara itu bagi saya lebih sesuai dengan apa yang ditanyakan
Ketua BPUPKI dokter (dr) Radjiman Wedyodiningrat.
Di awal sidang,
Radjiman berkata, sebentar lagi kita akan merdeka. Apakah filosofische
grondslag Indonesia merdeka nanti?. Radjiman tidak bertanya tentang Ideologi
Negara atau Dasar Negara. Dia bertanya filosofische gronslag atau landasan
falsafah negara
Bagi saya ucapan
Radjiman itu benar. Landasan falsafah adalah sesuatu rumusan yang mendasar,
filosofis dan universal. Beda dengan ideologi yang bersifat eksplisit, yang
digunakan oleh suatu gerakan politik, yang berisi basis perjuangan, program dan
cara mencapainya.
Landasan _falsafah
negara haruslah merupakan kesepakatan bersama dari semua aliran politik ketika
mereka mendirikan sebuah negara. Karena itu landasan falsafah negara harus
menjadi titik temu atau common platform dari semua aliran politik yang ada di
dalam negara itu.
Ada beberapa tokoh yang
menanggapi pertanyaan Radjiman. Mereka menyampaikan gagasan tentang apa
landasan falsafah negara Indonesia merdeka itu. Supomo, Hatta, Sukarno, Agus
Salim, Kiyai Masykur, Sukiman adalah diantara tokoh-tokoh yang memberi
tanggapan atas pertanyaan Radjiman.
Sukarno adalah
pembicara terakhir yang menyampaikan tanggapannya pada 1 Juni 1945. Dia
mengusulkan lima asas untuk dijadikan sebagai landasan falsafah. Sukarno
menyebut lima asas yang diusulkannya itu sebagai Pancasila.
Setelah semua tanggapan diberikan, Supomo berkata bahwa dalam BPUPKI itu terdapat dua golongan, yakni golongan kebangsaan dan golongan Islam. Golongan Islam, kata Supomo, menghendak Indonesia merdeka berdasarkan Islam. Sebaliknya golongan kebangsaan menghendaki negara persatuan nasional yang memisahkan antara agama dengan negara.
Setelah itu dibentuklah
Panitia Sembilan untuk merumuskan landasan falsafah negara berdasarkan semua
masukan yang diberikan para tokoh. Kesembilan tokoh itu adalah Sukarno, Hatta,
Ki Bagus, Agus Salim, Subardjo, Kahar Muzakkir, Wahid Hasyim, Maramis dan
Yamin.
Sembilan tokoh itu,
empat mewakili Golongan Kebangsaan, empat mewakili Golongan Islam, dan satu
mewakili Golongan Kristen. Sembilan tokoh ini merumuskan naskah proklamasi yang
sekaligus akan menjadi Pembukaan UUD. Naskah tersebut disepakati pada tanggal
22 Juni 1945.
Yamin menyebut naskah
itu “Piagam Jakarta” yang berisi gentlemen agreement seluruh aliran politik di
tanah air. Dengan Piagam Jakarta kompromi tercapai, Indonesia tidak berdasarkan
Islam, tapi juga tidak berdasarkan sekularisme yang pisahkan agama dengan
negara. Dalam Piagam Jakarta itulah untuk pertama kalinya kita temukan rumusan
Pancasila sebagai landasan falsafah negara yang disepakati semua aliran.
Ketika proklamasi,
naskah Piagam Jakarta tidak jadi dibacakan sebagai teks proklamasi. Teks baru
dirumuskan malam tanggal 16 Agustus. Teks baru proklamasi yang dibacakan
tanggal 17 Agustus adalah teks yang kita kenal sekarang “Kami bangsa
Indonesia..” dst. Namun naskah Piagam Jakarta disepakati akan menjadi Pembukaan
UUD yang disahkan tanggal 18 Agustus 45.
Sebelum disahkan,
Sukarno dan Hatta minta tokoh-tokoh Islam setuju kata "Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" dihapus.
Walaupun kecewa, namun Kasman Singodimedjo dan Ki Bagus Hadikusumo akhirnya
menerima ajakan Sukarno dan Hatta.
Kalimat "Ketuhanan
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya"
akhirnya dihapus dan diganti dengan “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Jadi kompromi
terakhir tentang landasan falsafah negara Pancasila dengan rumusan seperti
dalam Pembukaan UUD 1945 adalah terjadi tanggal 18 Agustus 45.
Jadi hari lahirnya
Pancasila bukanlah tanggal 1 Juni, tetapi tanggal 18 Agustus ketika rumusan
final disepakati dan disahkan.
Pidato Sukarno tanggal
1 Juni barulah masukan, sebagaimana masukan dari tokoh-tokoh lain, baik dari
golongan kebangsaan maupun dari golongan Islam. Apalagi jika kita bandingkan
usulan Sukarno tanggal 1 Juni cukup mengandung perbedaan fundamental dengan
rumusan final yang disepakati 18 Agustus. Ketuhanan saja diletakkan Sukarno
sebagai sila terakhir, tetapi rumusan final justru menempatkannya pada sila
pertama.
Sukarno mengatakan
bahwa Pancasila dapat diperas menjadi trisila dan trisila dapat diperas lagi
menjadi ekasila yakni gotong-royong. Rumusan final Pancasila menolak pemerasan
Pancasila menjadi trisila dan ekasila tersebut.
Demikianlah penjelasan
saya tentang Hari Lahirnya Pancasila atau Hari Pancasila. Semoga ada manfaatnya.
*Prof. Dr. Yusril
Ihza Mahendra (Pakar Hukum Tatanegara)
Sumber: suaraislam.id
[artikel 2]
Umat Islam Indonesia Tolak Pancasila Rumusan 1 Juni 1945 Versi NaSaKom
Jakarta FNN – Senin (22/06). Bermain-main di perdebatan ideologi akan mengentalkan semangat perjuangan umat Islam untuk kembali pada dimensi ruang dan waktu dalam perjalanan kesejarahannya. Mengagung-agungkan Pancasila rumusan 1 Juni 1945 yang menjadi bagian dari eforia kemenangan Pemilu 2019 lalu merupakan sikap politik bodoh dan tidak bijaksana.
PANCASILA - 01
Juni 1945 Versi NaSaKom Komunis
1) Kebangsaan
Indonesia
2) Peri
Kemanusiaan
3) Mufakat atas
Demokrasi
4) Keadilan Sosial
5) Ketuhanan
PANCASILA - 18
Agustus 1945 oleh Para Ulama
1) Ketuhanan Yang
Maha Esa
2) Kemanusiaan
yang Adil dan beradab
3) Persatuan
Indonesia
4) Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5) Keadilan Sosial
Bagi seluruh Rakyat Indonesia
PANCASILA mana yang anda Pilih ??? ...
NASAKOM atau ULAMA ? ...
https://fnn.co.id/2020/06/22/umat-islam-tolak-pancasila-rumusan-1-juni-1945/
Hari ini 1 Juni Hari Libur Nasional ... Bukti NASAKOM (PKI) sudah menguasai Rejim ini ...
πππIngat ini adalah hari Partai Komunis Indonesia. Jokowi yg memutar balik fakta sejarah menandatangani Keppres no.24 tahun 2016 dan menetapkan 1 Juni 1945 sebagai hari lahir Pancasila, setahun kemudian 1 Juni 2017 dst dijadikan sebagai hari libur Nasional.
Ini 5 Butir
Pancasila pidato Soekarno pada 1 Juni 1945 :
π
Bung Karno menyebut lima pemikirannya untuk dasar negara:
1. Kebangsaan
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan,
3. Demokrasi
4. Keadilan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha
Esa.
πππPancasila 1 Juni 1945 Ketuhanan yg maha esa nya berada
pada butir ke 5 terakhir.
INGAT!!! INDONESIA MENGGUNAKAN PANCASILA KONSTITUSI 18 AGUSTUS 1945 YANG LAHIR BERSAMAAN DENGAN UUD-45 SEHARI SETELAH BUNG KARNO MEMBACAKAN TEKS PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA YANG DI SAHKAN OLEH PPKI DAN DI RUMUSKAN OLEH PANITIA 9
Pancasila 18 Agustus
1945 adalah dasar negara yang di gunakan saat ini, sah secara Konstitusi lahir
bersamaan dengan UUD-45 sehari setelah kemerdekaan Indonesia. Pancasila 18
Agustus 1945 adalah jalan tengah dari Umat Islam bagi bangsa Indonesia dan
menjamin semua agama, untuk menaungi keberagaman budaya & Agama, dengan
Pancasila 18 Agustus 1945 dan UUD-45 Pasal 29 ayat 2. Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk utk memeluk agamanya masing-masing &
beribadah menurut agama & kepercayaan nya itu.
Umat Islam dipastikan
dengan gigih menolak rumusan Pancasila 1 Juni 1945. Umat Islam tidak akan
pernah mengakui hari lahir Pancasila adalah 1 Juni 1945. Bagi umat Islam, hari
kelahiran Pancasila adalah 22 Juni 1945 yakni Piagam Jakarta yang
ditandatangani Panitia Sembilan termasuk di dalamnya Ir. Soekarno tepat 75
tahun yang lalu.
Begitu pula dengan
Dekrit Presiden 5 Juli 1959, yang menyebut bahwa Piagam Jakarta menjiwai UUD
1945 dan merupakan satu kesatuan dengan UUD 1945. Bung Karno sendiri yang
menyatakan bahwa kembali lagi kepada UUD 1945 pada 5 Juli 1959 dengan “Piagam
Jakarta” sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan. Jadi, jangan paranoid
melihat “Piagam Jakarta” sebagai barang haram.
Toh, umat Islam sampai
sekarang biasa-biasa saja. Tetap setia untuk mengawal dan mengamankan Pancasila
18 Agustus 1945. Umat Islam juga tidak menuntut dan mendesak agar syariat Islam
diberlakukan bagi pemeluknya. Sebaliknya, pemerintah yang berambisi untuk
menjual dan memakai nama-nama syariah dalam berbagai produk hokum di bidang
ekonomi. Ada perbakan syariah, asuransi syariah, darareksa syariah dan obligasi
syariah.
RUU HIP yang pengusul
awal adalah kader-kader PDIP, ternyata bernuansa dan berbasis pada Pancasila 1
Juni 1945. Karenanya umat Islam dengan keras dan tegas menolak. Tidak ada
kompromi di ranah itu. Apalagi hendak mengkerdilkan posisi Agama dan sila
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pemerintah menyatakan
menunda pembahasan RUU HIP. Sayangnya, sikap pemerintah ini tidak mendapat
sambutan dari umat Islam. Tuntutan umat Islam tetap, yaitu pencabutan,
penghentian, dan pembatalan RUU HIP. Bukan untuk direvis, lalu dilanjutkan
pembahasannya.
Semangat “Soekarnois”
untuk menghidupkan Pancasila rumusan 1 Juni 1945 akan mendapat perlawanan
sengit umat Islam. Ini memancing konflik atau gesekan yang jatam dank eras.
Sebab umat Islam kemungkinan akan membangkitkan Pancasila rumusan Piagam
Jakarta 22 Juni 1945.
Kelompok kiri dan
“Soekarnois” dinilai oleh umat Islam telah mengkhianati konsensus bangsa berupa
rumusan Pancasila 18 Agustus 1945. Maka berlakulah slogan “mereka jual, kita
beli”. Piagam Jakarta harus dihormati. Hari lahir Pancasila bukan 1 Juni 1945
tetapi 22 Juni 1945. Ingat itu.
Jika hendak kembali ke
konsensus bangsa 18 Agustus 1945, umat Islam pasti siap dan menerima dengan
lapangan dada. Bersama-sama mengimplementasikan Pancasila hasil consensus
pendiri bangsa. Akan tetapi jika fakta politik terjadi pengkhianatan, maka umat
Islam dipastikan tidak tinggal diam. Pasti akan maju berjuang membela dan
menegakkan kebenaran. Berkhidmat pada agama dan syari’at Allah SWT.
Rezim Jokowi kini diuji
kemampuan dalam mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Apakah konsisten
dengan menjaga konsensus atau menciptakan iklim berbasah-basah dalam kemunduran
ideologi. Jika iklim ini yang sengaja dibangun, maka selayaknya Jokowi harus
segera turun.
Umat Islam selalu
mencari kawan. Tidak pernah mau mencari musuh. Akan tetapi jika ada musuh
datang senduri menghadang, maka umat Islam pantang mundur ke belakang. Salah
satu dosa besar adalah lari dari medan perjuangan untuk menegakkan kebernaran.
Artinya, umat akan melawan sampai menang. Allahu Akbar.
PKI Sudah Bangkit
Lagi Dimulai Dari Penghapusan Sejarah Kebiadaban PKI 1948 & 1965
PKI bangkit kembali?
Pertanyaan itu dalam beberapa hari ini menguat lagi. Hal tersebut dipicu oleh
permintaan Ketua Umum PDIP Megawati kepada Mendikbud Nadiem Makarim agar
meluruskan sejarah pemberontakan G30S-PKI.
Kuat Dugaan Rezim
Jokowi Terang Terangan Ingin Memutihkan PKI?
Bersamaan dengan itu
video wawancara mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo kembali beredar. Apa
yang disampaikan oleh Gatot di Kompas TV itu sebagian sudah terjadi.
Tanda-tandanya sangat kuat semuanya akan terjadi.
Sumber : fnn.co.id (mecuplik Sebagian diantaranya dan dianggap penting).
--- unquote ---
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar