Jangan diperdebatkan kenapa gak mudik. Aturan pemerintah udah jelas dan kita dukung. Tapi
kalo mayoritas orang Indonesia memang ngeyel
+ ndablek, yo wes, monggo. Itu sudah urusan pribadi.
Yang pasti angka positif Coronavirus terus menanjak dan gak ada grafik turunnya.
Konsisten ? Gak juga lah untuk urusan pandemi. Untuk isu ekonomi tumbuh, wajar
dan bikin semuaa orang hingga negara sumringah. Tapi klo penyakit yang
bertengger, bablas angine.
Jujur saat harus mematuhi aturan stay at home ato stay
at office alias gak boleh kluyuran berat
juga. Rute yang dilalui cuma rumah –
kantor p.p begituuuu setiap hari
dan ngorder makanan via online.
Apalagi hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1441 H, bertepatan dengan hari Minggu, praktis semua pedagang mudik ato gak dagang, susah banget cari makanan tapi untungnya, temen2 masih ada yang peduli dan di-kirimin ketupat ke kantor. Thanks Ayu
+ Edi.
Usai shalat I’ed pun janjian via Zoom video conference tapi berhubung belum terbiasa kesannya ya kurang greget gitu deh. Biar klop, besok2 harus diatur lagi,
masih kaku dan gimana gitu. Berma’afan via video serasa hambar.
Ada juga sahabat Lima Sekawan yang sengaja mampir hanya untuk antarkan nastar
kesukaan (sebenarnya buat dijual sih he 3x). Thanks Nobo
Gaspoool yang udah kasih servis lebih. Door delivery.
Sorenya sehubungan cuaca cerah, menyempatkan mengambil foto dengan suasana yang cukup menarik - menurut yang motret hi 3x. Tapi skalian buat koleksi bahwa setidaknya armada truk bisa berbaris dengan rapih. Juga nemu pelangi yang indah ...
BeKaSi, 24.05.20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar