Seperti
seringkali saya sampaikan, bahwa sejak ribuan tahun lampau telah terjadi
hegemoni kekuasaan di lautan yang berkepanjangan.
Dalam
sejarah maritim kuno, bahwa ada 2 kekuatan maritim : NAGA LAUT UTARA (gelar untuk Kekaisaran China) dan NAGA LAUT SELATAN (gelar untuk
Konfederasi Kerajaan Nusantara). Batas kekuasaan dari keduanya adalah Semenanjung Indochina.
Beribu
tahun pula keduanya bersaing memperebutkan pengaruh dan ekonomi atas beberapa
titik strategis di Indochina dan Malaka. Sejarah era abad ke 13 menyatakan bahwa Kekaisaran China
berusaha merebut paksa pengaruh Naga Laut Selatan atas wilayah Malaka dengan
menekan pemimpin konfederasi saat itu : Singhasari.
Jelas
hal itu ditolak mentah-mentah oleh seluruh anggota Konfederasi Kerajaan Nusantara dan bahkan dilakukan pengusiran
diplomat China dan dilakukan blokade laut di sekitar Malaka oleh armada
Nusantara, yang memaksa China merubah strategi dagangnya melalui jalan darat
menuju Afrika.
Pertempuran
terbuka berubah menjadi perang tertutup nan penuh tipu muslihat, dengan
berbagai cara Naga Laut Utara berupaya memecah belah kekuatan Naga Laut
Selatan. Operasi perang lembut pun bersandi JALAN SUTERA bertopeng : dagang, perkawinan lintas etnis hingga
infiltrasi menggunakan alat agama.
Satu
persatu anggota konfederasi bisa dipecah belah dan pusat pemerintahan diracuni
oleh suap dan pengaruh anak keturunan hasil perkawinan antar etnis. Tak kurang
puluhan ekspedisi berbalut kepentingan diplomatis, dagang, kebudayaan hingga
dakwah keagamaan diturunkan guna meredam keperkasaan Naga Laut Selatan. Pelan
tetapi pasti Naga Laut Utara memainkan politis menguasai kawasan Nusantara yang
luasnya dua setengah kali dari Indonesia modern ini.
Pada
era kolonial, mereka mampu berkolaborasi dengan ras penjajah guna lebih
mencengkeramkan pengaruhnya. Ketika era kebangkitan terjadi atas Nusantara, dan
kawasan serentak membebaskan diri dari penjajah walau harus terpecah menjadi
beberapa negara modern baru, tetapi belum mampu mengurangi dominasi Naga Laut
Utara yang terlanjur bersarang di Malaka.
Bahkan
parahnya sampai detik ini ada pembalikan fakta sejarah yang meracuni pemikiran
bangsa Nusantara dan dunia "SEAKAN WILAYAH NUSANTARA ITU PRIMITIF SEBELUM
DIBUKA OLEH MISI PERDAGANGAN NAGA LAUT UTARA : JALUR SUTERA".
Mari
saya ajarkan analoginya, sesungguhnya KEPERKASAAN NAGA LAUT SELATAN TELAH JAUH
MELAMPAUI NAGA LAUT UTARA DALAM PENGARUH MARITIM DUNIA. Itu disebabkan kekayaan
sumber daya alam yang melimpah di Nusantara dan memiliki kemampuan teknologi
maritim lebih hebat di eranya.
Sebelum
masehi, sejarah disepanjang pesisir Andaman, Madagaskar, Afrika telah mencatat
kehadiran pelaut Nusantara dan meninggalkan bukti pemukiman yang beranak pinak
tak terbantahkan. Hasil perdagangan lintas benua itulah yang membuat bangsa
Nusantara sangat makmur dan menjadi pasar bagi semua produk dunia.
Maka
adalah kenaifan bila perdagangan Sutera oleh China ke Nusantara dilakukan jual
beli dengan negara miskin. TIDAK ... MEREKA MENJUAL PRODUKNYA, KARENA KITA KAYA
DAN MAMPU MEMBELI.
Jika
saat ini ada upaya menghembuskan isue bahwa JALUR SUTERA adalah pembawa
kemakmuran di kawasan Nusantara, itu KEKELIRUAN BESAR. Karena JALUR SUTERA
ADALAH KEJADIAN KEMARIN SORE, BANGSA NUSANTARA LEBIH MENDAHULUI SEBAGAI
KEKUATAN MARITIM ANTAR BENUA. BANGSA NUSANTARA MEMPUNYAI JALUR REMPAH YANG JAUH
LEBIH TUA, DIKENAL JAUH SEBELUM MASEHI OLEH BANGSA DI AFRIKA BAHKAN ROMAWI.
Maka
kalau saja ada pejabat negeri ini ataupun negara kerabat yang berada di kawasan
Nusantara tercuci otaknya memuliakan JALUR SUTERA NAGA LAUT UTARA dan
mengabaikan JALUR REMPAH NAGA LAUT SELATAN ... ada baiknya mereka belajar
sejarah lagi.
Entah
mengapa di kawasan Indonesia juga banyak sekali identitas NAGA LAUT UTARA
berupa monumen arca CHENG HO dan lainnya, mengapa tidak ada identitas kebesaran
NAGA LAUT SELATAN di rumahnya sendiri semacam arca NALA, GAJAHMADA ataukah HANG
TUAH.
Kalian
semua anak turunnya, dan ditanganmu semua masa depan kawasan Nusantara
dipertaruhkan. Dan sudah menjadi kodratinya bahwa pertempuran adu kekuasaan
antara NAGA LAUT UTARA dan NAGA LAUT SELATAN harus terjadi, sebab untuk
kesekian kalinya sarang NAGA LAUT SELATAN hendak dikuasai.
Jaya
- Jaya - Wijayanti
Jember,
05 Agustus 2016
Deddy
Endarto Wilwatikta untuk NAGA LAUT SELATAN YANG BANGUN DARI TIDUR PANJANGNYA
DAN BERTAHTA DI SARANGNYA ... NUSANTARA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar