Selasa, 02 Agustus 2016

02.08.16 : J a b a t a n

Jabatan itu adalah amanah. Besok lusa, hanya soal waktu pasti akan diambil kembali. Sifatnya selalu temporer, sementara waktu saja.

Maka, sungguh beruntung, barangsiapa yang menjadi kepala sekolah, kepala RT/RW, supervisor atau manajer perusahaan, hingga yang lebih tinggi lagi, bupati, gubernur, menteri, memahami nasehat ini dengan sangat membumi. Jabatan, kekuasaan hanyalah amanah. 

Dititipkan sebentar saja ke kita--mungkin karena kompetensi kita, mungkin karena pilihan terbaik dari yang terburuk, mungkin karena orang tua kita orang penting, apapun penyebab kita menggenggam jabatan, besok lusa pasti akan diambil kembali.

Tidak perlu terlalu gembira saat menerima jabatan. Buat apa? Jika kita masih muda, dan dapat jabatan, tidak perlu buru2 menepuk dada. Itu justeru mencemaskan, berarti terbentang panjang kesempatan kita tergelincir berbuat khianat. 

Jika kita telah senior, dan dapat jabatan, itu juga bukan berarti kita sudah matang dan siap, boleh jadi, sisa hidup kita yg seharusnya berakhir baik, malah rusak semua gara2 jabatan tersebut.

Saat kita berdiri di atas jabatan itu, juga tidak perlu bergaya. Buat apa? Itu hanya sementara. Jangan sombong dan merendahkan orang lain. Jangan mengotot sekali merasa paling benar--orang lain salah semua. 

Jangan sok berkuasa, mempersulit, nasib orang terserah saya. Karena sungguh, hanya soal waktu, saat jabatan itu diambil, kita yg dulu berdiri di atas panggung, boleh jadi besok lusa justeru berada di telapak kaki orang yg dulu kita persulit dan sakiti saat berkuasa.

Jabatan adalah amanah. Teladan orang-orang terbaik jaman dulu, justeru pucat pasi, gemetar tangannya, saat tidak bisa menghindar lagi ketiban amanah tersebut. Hari ini, entah apa yang terjadi, malah diuber-uber, diburu, bahkan bila perlu saling sikut, saling menjelek2an. 

Tidakkah kita menyadari sebuah nasehat lama: saat kita berada di puncak, justeru setelah itu tidak ada lagi jalan, selain turunan panjang. Bahkan saat kita terus lompat dari satu puncak bukit ke gunung berikutnya, pada akhirnya, hanya tersisa satu jalan: turunan panjang.

Esok lusa, wahai, jika kalian diberikan kesempatan memegang sebuah jabatan, laksanakan amanah itu dengan sebaik-baiknya, dengan niat paling tulus, tapi jangan pernah genggam erat-erat, apalagi dimasukkan ke dalam hati. Karena sekali amanah itu diambil, jika kita terlalu kuat menggenggamnya, sakitnya sangat sakit. 

Ketahuilah, orang2 akan lupa, orang2 akan sibuk dengan urusan berikutnya. Mereka bahkan tidak pernah mengingat bahkan siapa raja2 besar yang pernah menguasai bumi ini, apalagi sekadar mengingat sebuah nama dengan kekuasaan lebih rendah dari itu.


*Tere Liye

Tidak ada komentar:

Posting Komentar