Hampir setiap tahun kita disuguhi
daftar peringkat orang terkaya di seantero dunia, dengan jumlah uang yang
berhasil dikumpulkannya selama seseorang berkarya ataupun dapat warisan,
misalnya. Darimana asal kekayaannya, bukan urusan kita.
Selaku rakyat jelata, kita hanya
melihat dari kacamata orang awam. Koq bisa ya dapat duit segitu banyak ? Gimana
caranya ? Secara logika segede-gedenya gaji orang, perlu waktu berapa lama
untuk bisa memiliki rumah dan mobil yang harganya lumayan sih he he he.
Ngiri ? Gak jugalah. Insya Allah dengan mensyukuri
apa yang kita dapat, sudah lebih dari cukup. Sebab ada orang lain yang lebih
sengsara / susah dari kita. Ungkapan bijak mengatakan, “jangan melihat keatas
terus, sekali-sekali mbok ya melihat ke bawah”.
Nah menurut kabar-kabari, orang
bisa disebut kaya bila sudah bisa memiliki rumah besar ‘bak istana, mempunyai koleksi
mobil mewah sebagai simbol kesuksesan serta keberhasilan memiliki pesawat jet pibadi
dengan layanan khusus.
Padahal ada yang menterjemahkan,
orang “kaya” itu bukan semata-mata memiliki sesuatu yang secara fisik terlihat.
Kekayaan budi pekerti dan saling memaklumi sangat berarti dalam kehidupan
nyata. Orang yang kaya dengan materi, saat meninggal dunia ditinggal oleh
kerabatnya.
Namun orang yang baik budi
pekertinya, santun pembawaannya dan suka tolong menolong, boleh jadi lebih bermakna
hidupnya ketimbang kaya materi. Tapi setiap orang mempunyai pilihan, mau kaya
materi ato kaya hati ? Kaya itu relatif koq.
Oh iya, pernah kepikiran gak ya
ada seorang pengusaha yang memiliki moda yang satu ini ? Belum khan ? Makanya jangan
serius gitu bacanya ah hi hi hi. Selamat menikmati libur panjang ya.
Bandung, 29.12.12 – menunggui si
buah hati yang sedang dalam masa pemulihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar