Oleh: Nuri Nawan
"Sungguh, seandainya
kalian bertawakal kepada Allah sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan
diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam
keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. At-Tirmidzi).
Ternyata ada beberapa sifat
dan sikap yang dilakukan oleh burung dalam mencari makanannya, yaitu:
1. Burung selalu bangun pagi
Tidak ada burung yang
bangunnya kesiangan, kecuali burung sakit, atau burung malam (burung hantu).
Namun jika dilihat secara umum, burung selalu bangun pagi. Ia bangun dengan
penuh optimisme, riang dan gembira tanpa ada rasa khawatir sedikitpun akan
makan apa hari ini, tidak pernah khawatir akan rizki yang pasti sudah disiapkan
oleh Alloh.
Bahkan di celah persiapannya, dia sambil sibuk bernyanyi dan
membangunkan manusia, seolah dia menunjukkan kepada kita akan rizki Alloh yang
selalu siap kita jemput. Seolah ia menunjukkan kepada kita bagaimana ia
bertasbih kepada Alloh, melalui kicauannya.
Contohlah burung saat ia
bangun pagi, ia selalu menyempatkan diri untuk bersyukur, memuji Alloh yang
Maha Pemurah, dan bertasbih kepada Alloh melalui nyanyiannya. Kita diberi
infrastruktur jauh lebih istimewa daripada
burung, mari kita gunakan waktu kita untuk bangun pagi, bersyukur,
bertasbih dan bermunajat kepada Alloh, seperti yang dilakukan oleh burung.
2. Burung berusaha berdiri, persiapan. sblm
terbang
Dalam usaha mencari rizki,
kita juga harus melakukan “pemanasan”, persiapan fisik maupun mental, maupun
fikiran guna kesempurnaan ikhtiar kita.
3. Burung terbang dan mengepakkan sayap melawan gravitasi bumi.
Dalam usaha mencari rizki,
jarang sekali tanpa hambatan ataupun kesulitan yang kita hadapi, seperti burung
saat terbang dia berusaha sekuat tenaga untuk melawan grafitasi bumi, agar
tidak terjatuh.
Seperti kita, di setiap
usaha ada saja penolakan, kelelahan, kesulitan, kebuntuan berfikir yang kadang
kita temui, namun yakinlah, bahwa semua itu akan membuat kita menjadi lebih
taft, lebih tangguh, lebih ahli di kemudian hari, seperti otot-otot sayap
burung, karena setiap hari melawan kuatnya gravitasi bumi, dia akan menjadi
lebih kuat dan kuat lagi, hingga jika dalam cuaca ekstrim sekalipun, dia telah
terbiasa.
Jika kita telah terbiasa dengan “ hujan badai “ sulitnya mencari
rizki, maka disaat ada cuaca normal, semua kondisi wajar, kita akan dengan
mudah menaklukkan tantangan kehidupan tersebut.
4. Saat terbang selalu yakin dan tak pernah
ragu
“Dan barang siapa yang
bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.” (QS.
Ath Tholaq: 3)
Saat kita telah berdo’a, dan
bertawakkal kepada Alloh, maka jangan pernah ragukan hasilnya, karena yakinlah,
Alloh telah mempersiapkan rizki untuk kita. Burung tak pernah ragu saat terbang,
dia selalu yakin bahwa, disana ada harapan, yang telah dipersiapkan oleh Alloh.
5. Terbang dgn insting, ke tempat yang rimbun
dan subur
Dalam usaha mencari rizki,
diperlukan “ilmu” yang relevan, guna menunjang kesempurnaan ikhtiar. Jikalau
burung hanya dibekali insting oleh Alloh, untuk mencari tempat-tempat yang
rimbun dan subur makanan, maka kita diberi panca indra dan akal pikiran yang
luar biasa oleh Alloh, yang bisa kita gunakan untuk menganalisa dimana
tempat-tempat yang subur dan rimbun akan rizkia Alloh
6. Setelah makan, dia bawa pulang sebagian
rizkinya
Saat mencari rizki, jangan
pernah lupakan beban amanah keluarga, anak istri yang selalu menanti hasil
ikhtiar yang kita lakukan
7. Jika mengambil makanan, burung tidak pernah
merusak
Saat mengambil makanan,
burung selalu dengan cara yang indah dan santun, tidak pernah ia melakukan
perusakan dalam proses pencarian makanan, bahkan ada beberapa jenis burung yang
membantu proses pembuahan beberapa tanaman.
Malu rasanya, jika kita
dalam proses mencari rizki kita, harus merugikan orang, harus merusak hak-hak
orang, harus menyakiti dan mengecewakan orang lain.
“Barang siapa yg merasa
lelah di sore hari karena mencari rizki dgn tangannya, maka akan diampuni dosa
dosanya.” (HR Tabroni)
Penulis adalah Direktur
Operasional Tazkia Book Network.
Sumber : Republika, 07.01.12.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar