Tak terasa, waktu terus berjalan hingga sudah menunjukkan angka tahun Masehi 2010 atau 1431 Hijriah dalam penanggalan Muslim. Usia secara deret angka bertambah terus tetapi tidak demikian dengan deret ketentuan Allah SWT.
Itu artinya umur kita berkurang secara bertahap, hari demi hari dan tinggal menghitung hari. Sudah mendekati setengah abad, astagfirullah aladzhiim.
Banyak nikmat yang hingga saat ini dilupakan dan kita lupa terhadap Sang Pencipta untuk mensyukurinya. Menghirup udara segar sepanjang hari, gratis, tanpa bayar.
Nikmat sehat wal’afiat yang tiada tara serta masih diberi lagi memiliki keluarga yang baik (suami/isteri, anak, or-tu, kawan, lawan dan seterusnya), pekerjaan. Subhanallah.
Tanpa sadar aktifitas keseharian menyita ingatan terhadap Sang Pencipta. Begitu banyak nikmat yang dilimpahkan oleh-NYA kepada kita semua namun sebagian kita hanya akan ingat saat dia (seseorang) jatuh sakit, terkena musibah atau sedang menderita (baca : susah).
Sedikit saja dari kita-kita ini yang mampu "menguasai diri", saat senang bisa bersyukur, saat berpunya berdzikir, saat berbahagia menyebut Asma Allah. Sungguh bersyukur insan yang ada digolongan ini.
Yaa Allah, betapa banyak diri ini mengabaikan peringatan dan larangan yang seharusnya dijauhi, tetapi malah kita bangga melanggarnya. Rentang waktu sejauh ini membuktikan Engkau masih menyayangi kami dengan mengirim pesan tersirat dan tersurat namun kami maklum, semuanya tak sepenuhnya bisa dipahami dengan logika.
Yaa Allah, begitu banyak waktu terbuang dan begitu sombong manusia memaknai hidup ini, seolah ngga ada kata mati dan kita akan hidup selama yang kita mau. Padahal, seperti kita maklumi, perkara jodoh, maut dan rezeki, itu adalah wewenang mutlak Allah SWT.
Yaa Allah, bila memang rambut mulai memutih, jalan mulai tak tegap, mudah lupa, semua mengingatkan usia seseorang sudah menua. Alamiah. Dan tentunya bukan sesuatu yang memalukan bahwa setiap saat Allah SWT bisa memanggil siapa saja yang diinginkannya bila kontrak hidup didunianya sudah usai.
Yaa Allah, terima kasih sudah mengingatkan kami sekeluarga. Entah sengaja atau tidak. Manusia memandang kesulitan hidup sebagai perbuatan tidak adil. Namun kita selalu berusaha optimis dan memandang ujian yang diberikan Tuhan adalah supaya kita "naik kelas" ke jenjang yang lebih baik. Semoga.
Dengan segala kerendahan hati, kami hanya ingin sharing (berbagi) pengalaman disini, bukan mengagungkan betapa hebatnya ulah segelintir manusia yang ingin dipuji. Bukan itu.
Hanya berbagi, agar mereka yang belum merasakan kenikmatan dan pahit getirnya dunia, dengan memaknai yang lazim dan logis di alam dunia.
Hidup manusia dibatasi 2 (dua) penyingkap tabir yang saling berlawanan: suka duka, senang sedih, atas bawah, dekat jauh dan seterusnya. Sampai sebatas mana kita bisa memilah dan menjalani keduanya dengan harmonis.
Keseimbangan sangat bersifat relatif dan bisa tercipta bila sejujurnya dilalui dengan ridlo dan sikap pasrah. Doa jalan terus dan jangan pernah berhenti. Itu bagian dari yang namanya usaha.
Yakinlah, Allah SWT Maha Bijaksana, Maha Adil dan Maha Tahu. Kita sebagai yang dicipta, tahu apa sih ? Terkesan sok tahu, iya sih. Jalani saja dan nikmati hidup ini apa adanya, asal ngga menyimpang dari prinsip Amar Ma’ruf Nahi Munkar, kita semua akan selamat dan selalu mendapat lindungan-NYA selalu. Amin.
Wassalam. Hamba Allah yang memiliki banyak kekurangan namun tetap ingin belajar dan mengabdi. Terima kasih Yaa Allah untuk kesempatan ini sehingga forum berbagi bisa maujud.
Oleh : RAM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar