Selama sakit, kunjungan kawan2 memang lumayan banyak,
salah satunya dari almamater UNPAD FISIP
HI82, Freddy. Nuhun pisan euy. Asa jaman kuliah baheula jadi sono ka reuni
ha ha ha.
Sakit yang diderita akhirnya disebutkan dokter sebagai
tipes dan perlu bed rest ceunah, 2
minggu he 3x. Lumayan lah karena selama ini kerja full time dan nyaris gak ada waktu jeda. Eduuuun.
Karena gila kerja sehingga menisbikan pola makan dan
makan dimana aja, pokoknya sikat bleeeh. Ternyata faktor U gak bisa bohong dan
tepar. Syukur alhamdulillah pihak perusahaan peduli, begitu juga kawan2 rajin
yang bezoek, Thanks ya untuk support dan doanya.
Secuil artikel tentang penyakit tipes, buat bahan
referensi.
---- quote ---
[artikel] Ciri-ciri Gejala Tipes dan Bedanya Dengan Tifoid,
Tipes serta Tifus
Tipes,
Tifoid, dan Tifus itu berbeda
Liputan6.com, Jakarta Tipes atau demam tifoid adalah
salah satu penyakit yang sering diderita orang Indonesia, baik dewasa maupun
anak-anak. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang menempel di makanan atau
minuman, biasanya akibat jajan sembarangan. Kamu mungkin juga sering mendengar
seseorang didiagnosis mengidap gejala tipes oleh dokter. Banyak yang bingung
apakah gejala tipes dan tipes adalah penyakit yang sama?
Demam tifoid atau biasa dikenal sebagai tipes adalah
penyakit yang bisa menyebar melalui makanan, air, atau ditularkan dari orang
yang terinfeksi (melalui fesesnya). Tipes disebabkan oleh bakteri Salmonella
typhi. Bakteri ini biasanya ada dalam air yang terkontaminasi dengan feses dan
bisa menempel pada makanan atau minuman yang Kamu konsumsi.
Jika kamu sering jajan sembarangan dan daya tahan tubuhmu
sedang menurun, bisa saja kamu mengalami demam tifoid. Anak kecil mungkin lebih
rentan terkena demam tifoid karena daya tahan tubuhnya belum sekuat orang
dewasa atau bisa jadi karena anak kurang bisa menjaga kebersihannya saat makan.
Selain dari makanan atau minuman yang terkontaminasi
bakteri S. typhi, tipes sesekali juga bisa disebabkan melalui kontak langsung
dengan orang yang terinfeksi. Kamu bisa mengalami infeksi bakteri S. typhi saat
kamu mengonsumsi makanan yang ditangani oleh orang yang sedang demam tifoid.
Bisa saja orang yang terinfeksi itu lupa mencuci tangan
setelah menggunakan toilet (terkadang bakteri S.typhi terdapat dalam urine) dan
kemudian orang yang terinfeksi langsung menangani makanan, sehingga bakteri
bisa berpindah ke makanan.
Setelah kamu menelan bakteri S. typhi yang terdapat pada
makanan atau minuman yang terkontaminasi, bakteri kemudian masuk ke dalam
aliran darahmu. Bakteri dibawa oleh sel darah putih ke hati, limpa, dan sumsum
tulang.
Selanjutnya, bakteri berkembang biak pada organ tersebut
dan masuk kembali ke aliran darah. Saat bakteri menyerang aliran darah, kamu
mulai mengalami gejala demam. Demam merupakan respon tubuh saat tahu bahwa ada
benda asing masuk ke dalam tubuh dan membahayakan.
Bakteri kemudian masuk ke dalam kantong empedu, saluran
empedu, dan jaringan limfatik usus. Di sinilah kemudian bakteri berkembang biak
dalam jumlah banyak. Bakteri kemudian masuk ke dalam usus. Sehingga, jika
dilakukan pemeriksaan pada fesesmu, akan terlihat apakah di dalam tubuh
terdapat bakteri penyebab tipes atau tidak.
Berikut gejala tipes, tifoid, tifus dan tipes yang
Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Minggu (23/12/2018).
Beda
gejala tipes dengan tipes
Pada dasarnya, gejala tipes dan tipes merujuk pada
penyakit yang sama. Sama-sama disebabkan oleh bakteri S. typhi. Namun, saat
kamu memeriksakan penyakit ke dokter, lebih sering mungkin dokter akan
menyebutnya sebagai gejala tipes. Hal ini karena memang yang kamu rasakan
merupakan gejala-gejala dari tipes.
Untuk mengatakan bahwa kamu sedang sakit tipes, dokter
perlu mendiagnosis lebih lanjut dengan cara melakukan tes pada darah, feses,
urine, atau sampel sumsum tulangmu.
Kamu biasanya akan mengalami gejala tipes setelah 1-2
minggu sejak bakteri masuk. Masa ini disebut dengan masa inkubasi. Setelah
bakteri masuk melalui mulut, kemudian bakteri menghabiskan waktu selama 1-3
minggu di dalam ususmu. Selanjutnya, bakteri ini akan masuk ke dalam aliran
darah dengan menembus dinding usus.
Dari aliran darah, maka bakteri ini dapat menyebar ke dalam
jaringan dan organ dalam tubuh. Sistem kekebalan tubuh kamu mungkin hanya bisa
melawan bakteri tersebut dengan sedikit perlawanan karena bakteri hidup di
dalam sel tubuhmu.
Beda
tipes dengan tifus
Banyak orang mungkin mengira tipes dan tifus adalah hal
yang sama. Penyebutan tifus dan tipes yang memang mirip membuat banyak orang
salah mengira. Namun, sebenarnya tipes alias demam tifoid berbeda dengan tifus.
Tipes
atau demam tifoid disebabkan karena infeksi bakteri Salmonella typhi pada usus.
Sedangkan, tifus merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Rickettsia
typhi atau R. prowazekii. Bakteri ini bisa dibawa oleh ektoparasit, seperti
kutu atau tungau pada tikus, dan kemudian menginfeksi manusia.
Memang, gejala demam tinggi sama-sama bisa terjadi pada
orang yang terinfeksi tipes maupun tifus. Namun bakteri yang menjadi sumber
infeksi dari tipes dan tifus berbeda. Selain demam tinggi, gejala lain dari
tifus yang dapat muncul adalah sakit perut, sakit punggung, batuk kering, sakit
kepala, nyeri sendi dan otot, mual, serta muntah.
Adapun beberapa jenis dari penyakit tifus, tergantung
sumber bakteri yang menginfeksinya.
Jenis
penyakit tifus
1. Tifus epidemik disebabkan oleh bakteria Rickettsia
prowazeki, yang ditularkan oleh gigitan kutu pada tubuh manusia. Jenis tifus
ini dapat menyebabkan sakit berat dan bahkan kematian.
2. Tifus endemik atau tifus murine disebabkan oleh
bakteri Rickettsia typhi, yang ditularkan oleh kutu pada tikus. Penyakit ini
mirip dengan tifus epidemik, tapi memiliki gejala yang lebih ringan dan jarang
menyebabkan kematian.
3. Scrub typhus disebabkan oleh Orientia tsutsugamushi,
ditularkan melalui gigitan tungau larva yang hidup pada hewan pengerat.
Penyakit ini bisa menyerang manusia dalam tingkat yang ringan sampai berat.
4. Spotted fever atau demam yang disertai dengan
bintik-bintik merah pada kulit disebarkan oleh gigitan hewan caplak yang
terinfeksi bakteri kelompok Rickettsia.
Gejala
tipes dan cirinya
Gejala tipes atau demam tifoid bisa muncul dalam tingkat
yang ringan sampai parah, tergantung dari beberapa faktor, seperti usia,
kesehatan, dan riwayat vaksinasi. Gejala yang muncul juga bisa muncul secara
bertahap atau mendadak.
Beberapa
gejala tipes yang bisa dialami adalah:
Demam
setinggi 40°C
Ruam
atau bintik-bintik merah pada kulit
Sakit
kepala
Nyeri
dan sakit pada otot
Kehilangan
nafsu makan
Diare
Sembelit
Sakit
perut
Muntah
Lemah
dan lesu
Komplikasi
yang bisa terjadi akibat tipes alias demam tifoid
Komplikasi tipes bisa muncul saat tipes dibiarkan atau tidak
langsung diobati. Tipes bisa berkembang lebih serius dan mungkin menyebabkan
kematian. Pada anak-anak, komplikasi tipes mungkin lebih jarang terjadi
dibandingkan pada orang dewasa.
Saat tipes sudah parah dan lebih serius, usus bisa
mengalami perdarahan dan berlubang (perforasi usus) serta dapat menyebabkan
peritonitis (infeksi pada jaringan yang melapisi bagian dalam perut). Kondisi
ini dapat mengancam nyawa, sehingga diperlukan perhatian medis segera.
Selain itu, komplikasi lain yang bisa muncul adalah
masalah dengan paru-paru atau jantung, infeksi pada tulang atau sendi, infeksi
saluran kencing, atau masalah kesehatan mental. Komplikasi ini sebenarnya
kurang umum terjadi. Namun, penanganan segera tetap harus dilakukan jika gejala
tipes mulai muncul.
Cara
diagnosis demam tifoid
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dokter tidak
sembarangan dalam mendiagnosis seseorang terkena penyakit tipes. Saat seseorang
dinyatakan kena tipes, artinya ditemukan bakteri S. typhi dalam aliran darah.
Untuk membuktikan kamu mengalami tipes atau tidak, tentu
perlu pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menganalisis
sampel darah, feses, atau urine. Salah satu sampel tersebut kemudian akan
dilihat di bawah mikroskop, apakah terdapat bakteri S. typhi atau tidak.
Jika ditemukan ada, maka seseorang didiagnosis menderita
tipes. Sebenarnya ada cara lain lagi untuk mendiagnosis tipes lebih akurat
daripada ketiga tes di atas, yaitu dengan menggunakan sampel sumsum tulang.
Namun, cara ini lebih menyakitkan dan membutuhkan waktu lebih lama.
Sumber : Liputan6, 23.12.18.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar