Jumat tgl 16/12 dapat pesan dari mas
Aditya Hatmawan bahwa hari Sabtu tgl
17/12/16 bakal ada pertemuan MSI (Masyarakat
Sejarawan Indonesia) di Museum
Nasional Jakarta tetapi karena sang pembicara merupakan salah satu maestro
di bidang hukum laut internasional dan penasaran sejak dulu pengen ikut kuliahnya.
Jadi ikutan kuliah Prof. Dr. Hasjim
Djalal nih ceritanya.
Dalam
ulasan yang disampaikan sejak jam 09.30, sang arsitek Wawasan Nusantara
tersebut menjelaskan panjang lebar dan membuat para peserta menyimak dengan
baik pokok2 yang disampaikan oleh Hasjim Djalal.
Acara
ditutup dengan acara tanya-jawab sekitar 10 pertanyaan dan dilanjut dengan
acara makan siang, sebelum para peserta mengambil sertifikat dan pul. Tapi
bukan RAM klo langsung pul … pasti nglencer di sekiataran museum. Museum gitu
loh.
Sejumlah poin penting yang sempat dicatat penulis yaitu,
- 13/12/1957 dipaparkan sebuah gagasan yang bakal menjadi embrio konsep Wawasan Nusantara.
- Feb 1958, konsep Wawasan Nusantara mulai diperkenalkan dalam sebuah konvensi hukum laut internasional.
- Yang dimaksud freedom of the sea adalah bahwa apa yang ada di dalam laut Indonesia adalah milik bangsa Indonesia.
- Ekspedisi yang dilakukan kapal Global Chalangger menegaskan bahwa di bawah laut terdapat banyak sumber mineral yang sangat dibutuhkan oleh umat manusia di masa datang, semisal cobalt.
- Merujuk hasil penelitan diatas, pihak Amrik menegaskan bahwa kekayaan alam suatu negara dapat dimanfaatkan oleh siapa pun yang memiliki teknologi. Artinya, buat negera miskin dan berkembang, selamat manyun deh.
- Perkembangan penting selanjutnya adalah, negara2 jajahan Perancis di benua Afrika memerdekakan diri dan ini dimanfaatkan oleh Hasjim Djalal dan Mochtar Kusumaatmadja untuk memuluskan konsep WN dan memasyarakatkan kepada negara2 Afrika tadi.
- Selain mendekati negara2 Afrika, Hasjim juga berkelana ke negara2 Amerika Selatan agar mendapat dukungan atas ide ZEE 200 mil dari garis pantai.
Jika ada yang gak pas, silahkan dikoreksi. Maklum mendengarkan kuliah saking asyiknya jadi balapan dengan mencatat beberapa poin di gadget yang ada. Blon lagi ngobrol asyik dengan pelukis terkenal Sidik Martowijoyo (79 tahun).
Asal tahu aja. Cerita
candi, sejarah dan museum, jangan harap dilewatin begitu aja. Buktinya Sabtu
siang itu, usai kuliah sempat nglencer ke pelosok Musem Nasional yang sejak lama diimpikan
mo didatengin tapi pura2 sibuk gitu. Ya ujung2nya cuma manis di mulut dan janji
kosong aja.
Syukur
Alhamdulillah klo gak disiapkan tetapi memang udah jodohnya buat ketemu, ngalir
gitu aja. Walhasil, setiap sudut museum boleh dibilang dijamah kamera handphone
walau hasilnya gak 100 persen bagus, cuma buat nyenengin diri sendiri aja, oke
!
Simak
liputannya berikut ini. Enjoy.
Jakarta,
17.12.16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar