Maaf lahir batin.
Minggu, 27 Juli 2014
Sabtu, 26 Juli 2014
26.07.14 : Bukber Keluarga Besar Bandung
Menjelang berakhirnya bulan Ramadhan, bukan hendak berpesta menyambut
kepergian bulan suci penuh rahmat dan magfiroh tetapi lebih kepada ajang
silaturahim, pas semua keluarga yang diluar kota dating ke Kota Kembang.
Secara pribadi, nuansa bulan Puasa dibandingkan bulan-bulan
biasa pasti berbeda. Di kantor udara bersih (maklum gak suka merokok jadi
serasa nikmatnya udara di kantor itu bersih). Hidup jadi lebih bersahaja.
Bukan itu saja. Kebiasaan jam makan siang maupun makan malam
yang tidak beraturan, bisa dinormalkan dengan aktifitas sahur dan buka puasa
dengan tepat waktu. Itulah disiplin waktu, yang kita dapat dari hikmah bulan
Ramadhan.
Masih banyak kelebihan lain karena setiap orang memiliki kebiasaan
yang berbeda, jadi makna yang didapat pun tidak akan sama 100 persen. Beda beda
dikit, oke lah he he he. Puasa banyak memberikan pelajaran berarti dalam hidup dan dalam
kesehatan serta bersosialisasi (shalat tarawih, itikaf dll).
Sekali lagi, aktifitas buka puasa bersama ini (dikenal dengan "bukber") bisa jadi menjadi tradisi sebagian masyarakat Indnesia ato khususnya umat Muslim di Tanah Air dalam merayakan kedekatan ato syukuran bahwa puasa yang dijalani yakni
menahan haus dan lapar, berhasil.
Nilai-nilai lainnya, wallahu alam. Terpulang kepada diri
masing-masing. Berikut ini liputan bukber ala keluarga besar Bandung versi
kita.
Wass. RAM - bandung with love, 26.07.14.
Jumat, 25 Juli 2014
25.07.14 : Bukber JO
Hari Kamis 24/07, bertempat di Agis
Restaurant, Surabaya, tim JO BUMIKALOG dan PT BWI ngadain acara buka
puasa bersama. Selain itu turut diundang pula perwakilan dari PT KAI Daop 6. KS Waru, PT KALOG dan juga PT ITP perwakilan KLM.
Cuplikan dokumentasinya, diatas.
Surabaya, 25.07.14 (tanggal unggah).
Kamis, 24 Juli 2014
24.07.14 : 133.331
Angka apaan tuh ? Baca paririmbon ? Gak perlu. Itu sih cuma
sekedar deretan angka pas pada saat RAM inget. Biasanya gak inget dan nulis aja
terus sampe bosan. Ada saatnya juga kaget ya ha ha ha.
Yang perlu dibagikan adalah pengalaman pertama kali
mengenal BLOG dan tak lama kemudian membuat blog khusus info tentang aktifitas
PT Kereta Api Logistik (KALOG) Sumatera Selatan. Itu 2 (dua) tahun ke belakang.
Saat RAM ditugaskan menangani bidang lain di Pulau Jawa
maka isu blog melebar sejak awal 2013 untuk aktifitas KALOG secara nasional, jadi jangan heran,
walau alamat domain masih menggunakan KALOG Sumsel namun secara tidak langsung
mem-back up website resmi PT KALOG ‘lho.
Nah, hitung punya hitung rupanya cukup tinggi juga.
Pertama dibuka akhir Desember 2010. Anggap saja mulai beroperasi 1 Januari 2011
hingga mid-2014 ato hitungan selama 3,5 tahun dengan jumlah hit 133.311 / 3,5 =
38.000 hitter ato 133.311 / 1.225 (asumsi per tahun 350 hari saja yang
ter-update) = 108 hiiter / hari.
Lumayan lah buat hiburan. Dari awal cuma 5-10 orang yang
mengakses kini sudah >100 orang. Semoga informasi yang disajikan bisa memberi
wacana bagi setiap orang agar lebih berpengetahuan ato minimal mengikuti
perkembangan biz KALOG. aamiin YRA.
Selamat membaca.
Surabaya, 24.07.14.
24.07.14 : On Location - SGU1
Bahasanya itu loh, gaya banget. Kayak mau shooting filem ae, padahal sekedar
jaga di stasiun kereta api doank. Tapi sejujurnya, bila tidak menjiwai, gak
akan lulus deh. Ditambah lagi suasana di Bulan Ramadhan.
Penumpang kesel karena kereta terlambat, marah karena si pengantar gak
boleh masuk dan lain sebagainya. Semua hal yang menjengkelkan bisa muncul di
kala emosi penumpang memuncak sementara sebagai abdi masyarakat, ndak boleh
neko-neko loh.
Layani penumpang sebaik mungkin. Di kala mudik, pastinya jumlah
penumpang meningkat walau belum mencapai puncak namun persentase kenaikan mulai
terlihat dalam 3 (tiga) hari posko
angkutan Lebaran digiatkan.
Ikuti liputannya selengkapnya di : www.kalogpalembang.blogspot.com.
Semoga bermanfaat.
Semoga bermanfaat.
Stasiun Gubeng, 23.07.14.
Minggu, 20 Juli 2014
20.07.14 : Asal Muasal THR
Historia –
15/07/14
PRESIDEN
Soeharto dalam suatu kesempatan pernah mengatakan kalau korupsi itu persoalan
ekonomi. Artinya tingkat penghasilan seseorang menjadi faktor pemicu apakah dia
berpotensi korupsi atau tidak. Semakin rendah penghasilan, semakin tinggi
potensi melakukan korupsi. Pernyataan Soeharto bahwa penyebab korupsi itu
adalah faktor ekonomi dikemukakan saat mengomentari kasus megakorupsi Pertamina
yang menyeret keterlibatan direkturnya, Ibnu Sutowo.
Memang uang
bukan segala-galanya kendati banyak orang bilang segala-galanya butuh uang.
Segala-galanya butuh uang sampai banyak orang menempuh segala cara untuk
mendapat uang. Itulah hukum besi kehidupan bila terlalu keseringan mengikuti
musik keroncong yang mengalun dari dalam lambung. Memang kenyataan selalu
kejam, tergantung bagaimana kita menyikapi kekejaman itu.
Ngomong-ngomong
soal sikap-menyikapi apakah benar apa yang dikatakan oleh Soeharto itu? Apakah
benar orang yang tinggi penghasilannya, yang secara ekonomi mapan, mampu
mengendalikan diri untuk tidak menempuh segala jalan meraih kekayaan? Tentu
saja jawabannya tidak. Karena perkara ngentitduit itu bukan soal kaya atau
miskin tapi soal mentalitas. Kurang besar bagaimana gaji Gayus Tambunan, Rp12
juta per bulan, usia masih 30-an tahun, menghidupi keluarga kecil.
Belum lagi
kasus Nazaruddin tuntas, datang lagi berita pada 25 Agustus 2011 mengenai
ditangkapnya tiga pejabat Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang
ketahuan menerima fee atas pencairan dana APBN. Istilah fee biasanya digunakan
dalam soal-soal yang lebih beradab, misalnya untuk membayar honor penulis,
membayar honor desainer atau pekerjaan profesional dan kreatif lainnya, bukan
untuk urusan korup-mengkorup apalagi sogok-menyogok.
Padahal bisa
jadi uang fee yang baru saja diterima di dalam kardus durian monthong itu untuk
dibagi-bagi sekadar THR (Tunjangan Hari Raya) kepada sanak keluarga atau kolega
sekerja lainnya. Atau jangan-jangan riwayat munculnya THR, yang juga
kontroversial itu, membawa tulah sampai sekarang? Kenapa kontroversial? Kapan
istilah THR itu muncul belum bisa diketahui pasti tapi uang tunjangan yang
diberikan saben akhir bulan puasa itu dimulai kali pertama pada era kabinet
Soekiman Wirjosandjojo dari partai Masyumi.
Kabinet
tersebut dilantik oleh Presiden Sukarno pada April 1951. Salah satu program
kerja kabinet Soekiman adalah meningkatkan kesejahteraan pamong pradja (kini,
Pegawai Negeri Sipil). Menurut Saiful Hakam, peneliti muda LIPI, kabinet
Soekiman membayarkan tunjangan kepada pegawai di akhir bulan Ramadhan itu
sebesar Rp125 (waktu itu setara dengan US$11, sekarang setara Rp1.100.000)
hingga Rp200 (US$17,5, sekarang setara Rp1.750.000). “Bukan hanya itu,
mula-mula kabinet ini juga memberikan tunjangan beras setiap bulannya,” kata
Hakam.
Tak pelak
lagi soal tunjangan itu mendapat respons negatif dari kaum buruh. Kaum buruh
merasadikentutin. Mereka yang bejibaku kerja keras memeras keringat bakal hidup
anak-bini di rumah tak dapat perhatian apa pun dari pemerintah. Itu sebabnya
pada 13 Februari 1952, buruh mogok, menuntut minta tunjangan dari pemerintah.
Tapi bukan pemerintah Republik Indonesia namanya kalau mengikuti keinginan
buruh. Tentara pun turun tangan supaya buruh tutup mulut. Bungkam.
Terus, kenapa
bisa THR menjadi kebijakan kabinet Soekiman dari Masyumi itu. Bukan rahasia
lagi kalau sebagian besar pamong pradja bin pegawai negeri itu terdiri dari
para priayi, menak, kaum ningrat turunan raden-raden zaman kumpeni yang
kebanyakan berafiliasi ke Partai Nasional Indonesia (PNI). Dus, ceritanya
Soekiman mau ambil hati pegawai dengan memberikan mereka tunjangan di akhir
bulan puasa dengan harapan mereka mendukung kabinet yang dipimpinnya. Masuk di
akal juga kalau para pegawai itu, yang katanya gajinya kecil itu, dapat sedikit
dana tambahan buat menghadapi lebaran. Nah, sejak itulah THR jadi anggaran
rutin di pemerintahan bahkan sekarang kalau ada perusahaan yang mangkir tak
bayar THR karyawannya bisa kena tegur pemerintah, bahkan kena pinalti.
Kalau mau
dibilang wajar, ya wajar juga pegawai yang bergaji kecil itu dapat tunjangan
hari raya. Apalagi kalau kaum buruh juga kecipratan tunjangan. Yang tidak wajar
itu adalah memasukan uang ke dalam kardus duren. Seperti kata orangtua kita,
meletakan sesuatu itu harus pada tempatnya. Uang di kardus duren, sudah jelas
salah tempat. Sama salahnya memakai kolor pergi ke mesjid atau bawa raket tenis
buat berenang di kolam.
Memang
perkara uang selalu bikin runyam. Tak dulu tidak sekarang. Bedanya kalau
pemimpin zaman dulu masih agak tebal imannya. Haji Agus Salim cuek saja memakai
kemeja tambalan padahal dia Menteri Muda Luar Negeri. Dr Leimena cuma punya dua
potong kemeja sementara Bung Hatta tak pernah mampu beli sepatu merk Bally
sampai akhir hayatnya. Malah bisa jadi mereka tak pernah dapat jatah THR,
seperti zaman sekarang. Tapi dalam catatan sejarah, sebelangsak apa pun hidup
mereka, tak pernah ditemukan fakta melakukan korupsi.
Ini sekaligus mematahkan
tesis Soeharto bahwa orang korup karena hidup susah. Padahal hidup mesu budi
alias asketik itu soal pilihan. Apalagi jadi pemimpin. Menderita itu
keniscayaan, seperti kata Mr. Kasman Singodimedjo, Een leidersweg is een
lijdensweg, leiden is lijden. Jalan seorang pemimpin adalah jalan penderitaan,
memimpin adalah menderita.
Tapi sekarang
siapa yang sanggup hidup menderita? Apalagi dalam waktu yang lama. Soal waktu
memang soal relatif. Bisa lama bisa sebentar. Itulah sebabnya kenapa yang
penting dalam hidup ini bukanlah soal uang tapi semata soal waktu. Seperti
pribahasa Inggris Time is Money, waktu adalah uang. Masalahnya: ada waktunya
kita punya uang, ada waktunya kita bokek. Tapi persoalannya, kita sering bokek
dalam waktu yang berkepanjangan. Tak mengapa, yang penting kita sambut lebaran,
waktunya bermaaf-maafan. Asal jangan buat memaafkan koruptor. Wassalam.
(Historia -
Bonnie Triyana)
Sabtu, 19 Juli 2014
19.07.14 : Kawal Angkutan Mobil JAKG-WR
Sabtu 19/07, merupakan hari yang ditunggu-tunggu
sehubungan dengan hasil pertemuan sebelumnya, dimana sedapat mungkin pihak
Auto2000 yang menjadi motor terdepan bidang penjualan produk Astra Internasional
(AI), khususnya produk Toyota Astra Motor TAM).
Jumát 18/07, sudah dilaksanakan pengiriman 2 x 40’ berisi
mobil Yaris, Etios dan Agya dan seyogyanya Sabtu 19/07 pagi menjelang siang
sudah ada di Surabaya. Namun karena satu dan lain hal maka terjadi
keterlambatan.
Dalam kaitan mengawal pengiriman container dari Kalimas –
Waru, maka kami mendapat tugas ikut serta dengan loko terbaru seri CC 206.
Syukur Alhamdulillah. Dari dulu di Sumatera selatan pengen ngerasain naik CC
206 ehhh keturutan juga.
Berikut ini cuplikan perjalanan dan suasan double cabin
CC 206. Juga sedikit dokumentasi selama perjalanan. Enjoooy.
From Surabaya With CC206, 19.07.14.
Senin, 14 Juli 2014
14.07.14 : Bezuk Amri Husni
Mendapat kabar seorang kawan lama sedang
sakit, sudah menyesakkan dada. Apalagi bila mengalaminya ? Waaaah jauhkan
deeeeh. Semoga Allah SWT memberikan kesehatan dan keselamatan kepada kita
semua. Aamiin YRA.
Begitulah manusia, selalu mengharapkan
yang indah dan baguuuus terus. Kalo bisa seumur hidup gak pernah sakit he he
he, tapi apa iya mungkin ? Mungkin bisa dihitung jari. Kategori sakit, bisa
mulai dari flu yang ringan sampe penyakit berat, misalnya jantung ato apalah.
Adalah Amri Husni, yang dulunya aktif di
kegiatan belajar di kampus – FDHI (Forum Diskusi Hubungan Internasional) –
namun kini tergeletak sakit. Upaya penyembuhan sudah dilakukan oleh pihak
keluarga sejak 2,5 tahun lalu.
Bermula dari tgl 03/02 beberapa tahun
silam, Amri usai makan tiba-tiba langsung lunglai dan sang isteri dengan sigap
membawanya ke RS Mitra Keluarga Bekasi. Tindakan inilah yang menyelamatkan Amri
Husni karena telah dalam hitungan menit, bisa lain kabarnya. Syukur
alhamdulillah.
Kini, Amri tengah menjalani terpai dan
berobat ke dokter rujukan. Kami sepulang kerja, menyempatkan diri memjenguk
keberadaannya. Sekali lagi, syukur alhamdulillah walau sudah jam 21.00 tiba di
Bekasi setelah mencari alamat, ternyata benar.
Bisa lain cerita bila ketemu Ayu ting
Ting. Pasti dibilang salah alamat. Usai berbincang dan menghibur Amri akhirnya
pukul 23.00 kurang karena sudah larut, kami pamit dan mendapat pelajaran
berharga. Allah maha Besar dan semoga kita bisa memetik hikmah dari setiap
kejadian.
Buat temanku Amri Husni. Tetap semangat
dan upayakan penyembuhan total dulu. Shalat tetap jalan dan semoga usaha
keluarga yang menjaga total kesehatan Amri dapat berbuah kebahagiaan. Aamiin
YRA.
Sepulang dari Amri, barulah kami berbuka
puasa di warung makanan khas Betawi mang Maman. Uenak dan semoga barokah.
Terima kasih Yaa Allah. Perjalanan tak sia-sia menemukan kisah kawan lama dan
mendapat kuliner
Jakarta, 14.07.14.
Sabtu, 12 Juli 2014
12.07.14 : Doa Untuk Warga Palestina
Hanya bisa berdo'a, melihat
penderitaan warga Palestina yang dihujani bom di bulan Ramadhan. Sementara di
republik ini, kita masih sibuk berjibaku dengan hasil pilpres sambil minum
kopi, menonton siaran Piala Dunia 2014.
Yang pasti, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) nyaris mati kutu ato kasarnya mandul gak bisa berkutik. Pemerintah Indonesia pun paling banter cuma bisa mengirim bala bantuan.
Zionis dan Amrik berada di belakang pembantaian warga Palestina. Padahal merekalah garda depan penjaga kelestarian dan warisan Mesjid Al Aqsa di Jerusalem. Ini sih sudah ranah Genocide.
Sebagai warga negara, wong cilik dan sesama Muslim hanya bisa berharap dan berdo'a. Semoga Allah SWT memberikan jalan terbaik warga Palestina supaya bisa terjaga dari para penjagal kaum Zionis.
Ini masalah kemanusiaan, bukan semata-mata politik. Pelanggaran HAM berat tapi koq gak diusik PBB. Padahal jatuhnya rezim Saddam Hussein (Irak) dan .oammar Khadafy (Libya) juga bermula dari isu "bohong", yakni kepemilikan senjata pemusnah masal. Padahal intinya, ingin merebut kekayaan sumber energi minyak di kawasan Teluk.
Kini, Israel ingin merebut Jalur Gaza untuk pengembangan pemukiman Yahudi dan mengusir warga Palestina serta menjauhkannya dari waridan sejarah umat Muslim, yakni keberadaan Mesjid Al Aqsa.
Turut bersedih. Allahu Akbar ! Allahu Akbar ! Oh ya, ada cuplikan dari FB (facebook) dan mohon ijin share ya. Judulnya Thanks Palestina.
Bandung, 12.07.14.
Yang pasti, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) nyaris mati kutu ato kasarnya mandul gak bisa berkutik. Pemerintah Indonesia pun paling banter cuma bisa mengirim bala bantuan.
Zionis dan Amrik berada di belakang pembantaian warga Palestina. Padahal merekalah garda depan penjaga kelestarian dan warisan Mesjid Al Aqsa di Jerusalem. Ini sih sudah ranah Genocide.
Sebagai warga negara, wong cilik dan sesama Muslim hanya bisa berharap dan berdo'a. Semoga Allah SWT memberikan jalan terbaik warga Palestina supaya bisa terjaga dari para penjagal kaum Zionis.
Ini masalah kemanusiaan, bukan semata-mata politik. Pelanggaran HAM berat tapi koq gak diusik PBB. Padahal jatuhnya rezim Saddam Hussein (Irak) dan .oammar Khadafy (Libya) juga bermula dari isu "bohong", yakni kepemilikan senjata pemusnah masal. Padahal intinya, ingin merebut kekayaan sumber energi minyak di kawasan Teluk.
Kini, Israel ingin merebut Jalur Gaza untuk pengembangan pemukiman Yahudi dan mengusir warga Palestina serta menjauhkannya dari waridan sejarah umat Muslim, yakni keberadaan Mesjid Al Aqsa.
Turut bersedih. Allahu Akbar ! Allahu Akbar ! Oh ya, ada cuplikan dari FB (facebook) dan mohon ijin share ya. Judulnya Thanks Palestina.
Bandung, 12.07.14.
Kamis, 10 Juli 2014
Selasa, 08 Juli 2014
08.07.14 : Nyoba Koleksi Baru
Seperti biasa, setiap bulan rumah mode DÁina harus
mengeluarkan model baru. Baju muslim sekali pun, harus tetap trendi dan modis. Hasil
bulan ini untuk keperluan jualan di bulan Ramadhan yang ini nih ,,,,
Semoga berkenan dan bisa diterima pasar. Modelnya, ya Ola
dan Zita deh. Makasih ya sayang. cek di : www.busanamuslimdaina.com atau www.dainastyle.blogspot.com.
Bandung, 08.07.14.
Jumat, 04 Juli 2014
04.07.14 : Narsis Dikit Akh ...
Berikut ini sekumpulan foto
narsis, yang kalo disimpen buat apa juga, jadi mendingan dibuka dikit di forum
ini. Lumayan khan buat nakut-nakutin tikus di rumah he he he.
KEEP THE
FAITH !
Langganan:
Postingan (Atom)