Minggu, 14 Maret 2021

14.03.21 : Sekilas Lima Sekawan

 

Gak pernah diinget kapan pertama ngumpul, terus kasih nama Lima Sekawan reflek aja. Intinya ya iseng2 berhadiah bahwa ternyata setelah berjalan dua taonan, masing2 orang menyadari bahwa enakan ngumpul gak pake embel2 asosiasi, bikin hidup jadi awet muda.

Intinya, biarkan asosiasi ato komunitas itu ada. Tergantung kepada individunya masing2. Kadang ada oknum yang memanfaatkan asosiasi ato komunitas untuk kepentingan politis sehingga citranya jadi rusak. Yang salah orangnya koq bukan asosiasinya.

Yang berikutnya, tergantung pemimpinnya. Bisa bersikap bijak ato ngga. Jika ada kepentingan pribadi ato golongan didalamnya, angel wes angel ! Jadi bisa dirasakan adanya konflik kepentingan. Emang Gue Pikirin (EGP) ?

Jadi, balik ke Lima Sekawan. Ini bukan asosiasi ato komunitas. Sekedar menciptakan suasana yang bebas aktif, gak terkungkung aturan ini-itu sehingga membatasi ruang gerak anggotanya.

Jika mo kulineran ato survei kegiatan, tinggal jalan. Ada obyekan, diobrolin. Kalo gak cocok jangan dipaksain karena masing2 anggota punya bozz di tempat kerja berbeda. Intinya biarkan konsep pertemanan mengalir apa adanya.

Lantas tercetuslah ide bikin kaos, malah ada yang usul ditambahin kata "ekspress". Inilah yang bikin penafsiran jadi rame. Intinya, ekspress disini cuma buat gaya2an doank, semoga suatu hari bisa maujud jadi bisnis yang menguntungkan. Gitu. Kata ekspress awalnya untuk candaan klo makan di suatu tempat, jangan lama2, kasihan orang lain.

Jika, jika sedang ada acara makan2 adabnya Lima Sekawan kudu cepet2 selesai karena setelah itu ada tujuan lain ha 3x.

Terlampir nih proses disain + ide bikin kaos Lima Sekawan. Uji nyali aja, berani gak mewujudkan jadi sebuah bisnis yang benar2 menghasilkan.

Bismillahirrahmanirrahim.

 

JaKaRTa, 14.03.21

Tidak ada komentar:

Posting Komentar