Semasa
kecil, saya begitu terkesan dengan WS
Rendra yang cukup vokal saat itu. Apalagi saat bergabung dengan grup musik Kantata Takwa, beuuuh makin heboh aja
rasanya. Pembuat puisi yang menjadi idola inipun cukup memberi inspirasi bagi
siapa pun.
Berikut
ini sedikit cuplikan tentang siapa sih tokoh yang begitu inspiratif. W.S.
Rendra yang memiliki nama asli Willibrordus
Surendra Broto Rendra (lahir di Solo,
Hindia Belanda, 7 November 1935 – meninggal di Depok, Jawa Barat, 6 Agustus 2009 pada umur 73 tahun) adalah
sastrawan berkebangsaan Indonesia.
Sejak
muda, dia menulis puisi, skenario drama, cerpen, dan esai sastra di berbagai
media massa. Pernah mengenyam pendidikan di Universitas Gajah Mada, dan dari perguruan tinggi itu pulalah dia menerima
gelar Doktor Honoris Causa.
Penyair
yang kerap dijuluki sebagai "Burung
Merak" ini, tahun 1967
mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta. Melalui Bengkel Teater itu,
Rendra melahirkan banyak seniman antara lain Sitok Srengenge, Radhar Panca Dahana, Adi Kurdi, dan lain-lain.
Ketika kelompok teaternya kocar-kacir karena tekanan politik, ia memindahkan
Bengkel Teater di Depok, Oktober 1985.
Beriku
ini kami hadirkan salah satu puisi terakhir yang dicuplik untuk menjadi bahan
renungan Pembaca semua.
Hidup itu seperti UAP, yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap!
Ketika orang memuji MILIKKU,
aku berkata bahwa ini HANYA TITIPAN saja.
Bahwa mobilku adalah titipan-NYA,
Bahwa rumahku adalah titipan-NYA,
Bahwa hartaku adalah titipan-NYA,
Bahwa putra-putriku hanyalah titipan-NYA ...
Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya,
MENGAPA DIA menitipkannya kepadaku?
UNTUK APA DIA menitipkan semuanya kepadaku.
Dan kalau bukan milikku,
apa yang seharusnya aku lakukan untuk milik-NYA ini?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta
kembali oleh-NYA?
Malahan ketika diminta kembali,
kusebut itu: MUSIBAH,
kusebut itu: UJIAN,
kusebut itu: PETAKA,
kusebut itu apa saja ...
Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah DERITA....
Ketika aku berdo'a,
kuminta titipan yang cocok dengan
KEBUTUHAN DUNIAWI,
Aku ingin lebih banyak: HARTA,
Aku ingin lebih banyak: MOBIL,
Aku ingin lebih banyak: RUMAH,
Aku ingin lebih banyak: POPULARITAS,
Dan kutolak SAKIT,
Kutolak KEMISKINAN,
Seolah semua DERITA adalah hukuman bagiku.
Seolah KEADILAN dan KASIH-NYA,
harus berjalan seperti penyelesaian matematika
dan sesuai dengan kehendakku.
Aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku,
Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku ...
Betapa curangnya aku,
Kuperlakukan DIA seolah Mitra Dagang ku
dan bukan sebagai Kekasih!
Kuminta DIA membalas perlakuan baikku
dan menolak keputusan-NYA yang tidak sesuai dengan keinginanku ...
Duh ALLAH …
Padahal setiap hari kuucapkan,
Hidup dan Matiku, Hanyalah untuk-MU ya ALLAH, AMPUNI AKU, YA ALLAH
...
Mulai hari ini,
ajari aku agar menjadi pribadi yang selalu bersyukur
dalam setiap keadaan
dan menjadi bijaksana,
mau menuruti kehendakMU saja ya ALLAH ...
Sebab aku yakin
ENGKAU akan memberikan anugerah dalam hidupku ...
KEHENDAKMU adalah yang ter-BAIK bagiku ..
Ketika aku ingin hidup KAYA,
aku lupa,
bahwa HIDUP itu sendiri
adalah sebuah KEKAYAAN.
Ketika aku berat untuk MEMBERI,
aku lupa,
bahwa SEMUA yang aku miliki
juga adalah PEMBERIAN.
Ketika aku ingin jadi yang TERKUAT,
aku lupa,
bahwa dalam KELEMAHAN,
Tuhan memberikan aku KEKUATAN.
Ketika aku takut RUGI,
Aku lupa,
bahwa HIDUPKU adalah
sebuah KEBERUNTUNGAN,
karena AnugerahNYA.
Ternyata hidup ini sangat indah, ketika kita selalu BERSYUKUR
kepadaNYA
Bukan karena hari ini INDAH
kita BAHAGIA.
Tetapi karena kita BAHAGIA,
maka hari ini menjadi INDAH.
Bukan karena tak ada RINTANGAN kita menjadi OPTIMIS.
Tetapi karena kita optimis, RINTANGAN akan menjadi tak terasa.
Bukan karena MUDAH kita YAKIN BISA.
Tetapi karena kita YAKIN BISA!
semuanya menjadi MUDAH.
Bukan karena semua BAIK kita TERSENYUM.
Tetapi karena kita TERSENYUM, maka semua menjadi BAIK,
Tak ada hari yang MENYULITKAN kita, kecuali kita SENDIRI yang
membuat SULIT.
Bila kita tidak dapat menjadi jalan besar,
cukuplah menjadi JALAN SETAPAK yang dapat dilalui orang.
Bila kita tidak dapat menjadi matahari,
cukuplah menjadi LENTERA yang dapat menerangi sekitar kita.
Bila kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk seseorang,
maka BERDOALAH untuk kebaikan.
Sumber
: Wikipedia.